Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menilai, Indonesia semakin menjadi primadona dalam kerja sama internasional sepanjang setahun terakhir.

Penilaian tersebut sejalan dengan penguatan diplomasi bebas aktif melalui keterlibatan Indonesia dalam berbagai forum dan kemitraan ekonomi global.

Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Haryo memandang aktivitas kerja sama luar negeri di sektor ekonomi mengalami peningkatan signifikan, baik melalui kemitraan bilateral maupun partisipasi dalam forum multilateral.

Ia menyebut, penguatan peran Indonesia di kancah internasional tidak lepas dari peran Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang konsisten mendorong kolaborasi strategis guna meningkatkan daya saing nasional.

Langkah pemerintah itu menunjukkan komitmen untuk memperluas hubungan ekonomi sekaligus memperkokoh posisi Indonesia di tengah dinamika global.

 

"Banyak kerja sama yang kita lakukan ini sebenarnya adalah perwujudan diplomasi kita yang bebas aktif, dan juga menunjukkan bahwa mudah-mudahan kita bisa terhubung (secara ekonomi) dengan hampir seluruh negara di dunia. Kita membuka diri namun kita juga punya policy-policy untuk kepentingan negara kita sendiri," ujarnya pula.

 

Pemerintah sendiri menargetkan perluasan akses pasar di berbagai negara untuk mendorong ekspor serta memperkuat hubungan dagang, sekaligus terus mengupayakan masuknya investasi asing sebagai motor pertumbuhan ekonomi domestik.

 

Sejalan dengan strategi tersebut, Indonesia aktif memperkuat kemitraan strategis melalui berbagai forum global, termasuk G20, proses aksesi ke OECD, keikutsertaan dalam BRICS, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), serta pembahasan aksesi ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Partisipasi dalam beragam platform internasional itu turut membuka peluang perluasan pasar yang jauh lebih besar.

Melalui G20 saja, Indonesia berada dalam jaringan kerja sama yang mewakili sekitar 5,9 miliar jiwa atau lebih dari 70 persen populasi dunia. Keterlibatan pada OECD, BRICS, CPTPP, ASEAN, IEU-CEPA, dan RCEP semakin memperluas potensi integrasi ekonomi nasional di tingkat global.

Haryo menambahkan bahwa peningkatan intensitas pelibatan Indonesia dalam berbagai forum internasional menunjukkan bahwa posisi Indonesia semakin diperhitungkan.

"Jadi kita bisa melihat juga bahwa Indonesia sekarang sudah menjadi primadona, selalu dilibatkan untuk event-event internasional, kerja sama juga. Indonesia itu sudah menjadi bagian penting dari perdagangan global, nah ini juga menunjukkan keberhasilan diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh Indonesia," katanya pula.

 


Pewarta : Bayu Saputra
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2025