Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyalurkan bantuan tanggap darurat untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.
Penyaluran tersebut diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan mendesak, memperlancar proses penanganan bencana, serta memberikan kekuatan bagi seluruh pihak yang tengah berupaya memulihkan kondisi usai kejadian bencana.
"Atas nama Pemerintah dan Kemenko Perekonomian, saya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa, semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, memberikan ketabahan dan kesabaran atas ujian ini," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Penyerahan Bantuan untuk Bencana di Sumatera yang dilakukan di Landasan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa.
Pemerintah memprioritaskan langkah tanggap darurat yang mencakup evakuasi, penyediaan logistik, dukungan tenaga kesehatan, serta percepatan pemulihan infrastruktur, transportasi, dan komunikasi.
Airlangga mengatakan upaya ini dilakukan guna memastikan kebutuhan mendesak di wilayah terdampak dapat terpenuhi secara cepat dan terkoordinasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga melakukan pelepasan bantuan kemanusiaan sebanyak kurang lebih 40 ton yang terdiri dari makanan, minuman, dan alat kesehatan.
Bantuan tersebut berasal dari kolaborasi antara Kemenko Perekonomian bersama berbagai mitra dan donatur, antara lain GAPMMI, API, APRINDO, Astra, dan Yayasan Matauli, serta sejumlah perusahaan yang telah menunjukkan solidaritas luar biasa.
Sebelumnya, Pemerintah berkolaborasi dengan pihak swasta juga telah mengirimkan sebanyak 160 ton bantuan kebutuhan pokok, termasuk 50 unit Starlink hingga 22 ribu paket makanan TNI.
Pengiriman bantuan tersebut menjadi wujud nyata komitmen Pemerintah untuk hadir dalam situasi sulit dan memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi masyarakat di Sumatera.
"Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus bekerja keras, tidak hanya pada tahap tanggap darurat, tetapi juga pada fase pemulihan dan rehabilitasi selanjutnya. Semoga langkah yang diambil bisa memberikan harapan bagi mereka yang terdampak," jelas Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada para relawan, aparat TNI dan Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat luas yang telah menunjukkan semangat gotong royong dalam penanganan bencana di Sumatera.
Seluruh pihak diharapkan terus menjaga koordinasi agar proses evakuasi, layanan kesehatan, dan pemulihan dapat berjalan optimal.
Dirinya menekankan bahwa pendistribusian bantuan harus dilakukan secara cepat, tepat sasaran, dan transparan, sehingga bantuan darurat dapat segera diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang terdampak bencana.
Adapun, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh saat ini tengah menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang parah akibat cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi sejak akhir November 2025.
Hujan ekstrem akibat Siklon Senyar ditambah dengan adanya kerusakan ekosistem hutan turut memperparah bencana alam yang terjadi di tiga provinsi Sumatra tersebut.
