Parigi (Antaranews Sulteng) - Penjabat sementara (Pjs) Bupati Parigi Moutong Mohammad Nadir menitipkan harapan kepada Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk membantu perjuangan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong agar dua calon daerah otonom baru (DOB) yakni Kabupaten Moutong dan Tomini Raya bisa segera direalisasikan.
"Kami sangat berharap agar pemekaran Kabupaten Parigi Moutong menjadi tiga kabupaten yakni Parigi Moutong, Kabupaten Moutong dan Kabupaten Tomini Raya bisa segera menjadi kenyataan demi mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat," kata Nadir dalam pertemuan dengan Tim Wantimpres di Aula Kantor Bupati di Parigi, Kamis (1/3).
Nadir mengatakan pemekaran wilayah Kabupaten Parigi Moutong merupakan harapan besar masyarakat, mengingat bentangan wilayah ini cukup luas. Garis pantainya saja 472 KM mulai dari Sesa Sejoli di Kecamatan Moutong yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo hingga Sesa Maleali, Kecamatan Sausu, yang berbatasan dengan Kabupaten Poso.
Apalagi, katanya, dua calon DOB itu telah masuk dalam `grand desain` penataan daerah di Indonesia dan telah memiliki Ampres (amanat presiden). Namun kendalanya, domain moratorium pemekeran wilayah itu ada di Pemerintah pusat.
"Oleh karena itu, saya atas nama masyarakat menitipkan harapan kepada anggota Wantimpres agar dua calon DOB yakni Kabupaten Moutong dan Tomini Raya tersebut bisa disampaikan kepada Presiden untuk segera direalisasikan,"tandasnya.
Selain pemekaran wilayah, Muhamad Nadir juga berharap Wantimpres dapat menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo untuk membangun pabrik kakao di Kabupaten Parigi Moutong mengingat potensi kakao di daerah itu sangat besar namun rakyat sampai sekarang baru bisa menjual kakao biji kering.
"Atas nama masyarakat, usul saya kepada Wantimpres mohon disampaikan kepada Bapak Presiden agar di Sulawesi Tengah dibangun Pabrik kakao, karena potensi kakao di daerah ini cukup melimpah," ujar Nadir yang juga Kepala Badan Satpol PP Sulteng itu.
Dulu, katanya, Parigi Moutong adalah penghasil kakao satu-satunya di Sulteng, namun sejak beberapa tahun terakhir, tingkat produktivitas tanaman kakao mengalami penurunan disebabkan beberapa faktor, di antaranya serangan hama, usia tanaman sudah tua, pola budidaya yang masih tradisional serta terjadinya fluktuasi harga kakao.
Baca juga: Parigi Moutong paling siap laksanakan pemekaran daerah
Sayangnya I.G.K Manila, pemimpin rombongan Wantimpres dalam sambutannya tidak menyinggung sedikitpun soal pemekaran wilayah dan lebih banyak berdialog dengan petani kakao dan petambak ikan. Menurutnya, Kabupaten Parigi Moutong memiliki kekayaan luar biasa, tapi belum dikelola dengan optimal.
Kunjungan tim Wantimpres ke wilayah ini dalam rangka menggali informasi terkait masalah dan hambatan dalam pengembangan perkebunan kakao dan jagung serta pengembangan sektor perikanan.
"Tugas kami bagaimana meningkatkan ekonomi nelayan dan petani. Pak Jokowi sudah pernah ke sini, sehingga data yang kami sampaikan harus akurat, makanya kami turun ke lapangan. Nanti hasil dari kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Presiden,"ujarnya
Manila juga menghimbau jajaran perbankan untuk membantu memberikan kredit berbunga rendah kepada petani dan nelayan agar mereka bisa meningkatkan skala usaha mereka.
Dalam kunjungan ini, Wantimpres memboyong beberapa ahli di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan untuk mempelajari potensi di sektor pertnaian dan perikanan yang bisa segera dikembangkan di daerah itu.
Usai pertemuan, Pjs Bupati Nadir memberikan cindera mata kepada ketua rombongan Wantimpres berupa buku `Bara Perlawanan di Teluk Tomini`, perjuangan melawan Belanda serta lambang Parigi Moutong yang terbuat dari kayu eboni.
Kunjungan dan pertemuan tim Wantimpres dengan para petani akan berlangsung selama tiga hari di sejumlah kecamatan di daerah itu. (Jeprin/Humas Pemda)
"Kami sangat berharap agar pemekaran Kabupaten Parigi Moutong menjadi tiga kabupaten yakni Parigi Moutong, Kabupaten Moutong dan Kabupaten Tomini Raya bisa segera menjadi kenyataan demi mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat," kata Nadir dalam pertemuan dengan Tim Wantimpres di Aula Kantor Bupati di Parigi, Kamis (1/3).
Nadir mengatakan pemekaran wilayah Kabupaten Parigi Moutong merupakan harapan besar masyarakat, mengingat bentangan wilayah ini cukup luas. Garis pantainya saja 472 KM mulai dari Sesa Sejoli di Kecamatan Moutong yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo hingga Sesa Maleali, Kecamatan Sausu, yang berbatasan dengan Kabupaten Poso.
Apalagi, katanya, dua calon DOB itu telah masuk dalam `grand desain` penataan daerah di Indonesia dan telah memiliki Ampres (amanat presiden). Namun kendalanya, domain moratorium pemekeran wilayah itu ada di Pemerintah pusat.
"Oleh karena itu, saya atas nama masyarakat menitipkan harapan kepada anggota Wantimpres agar dua calon DOB yakni Kabupaten Moutong dan Tomini Raya tersebut bisa disampaikan kepada Presiden untuk segera direalisasikan,"tandasnya.
Selain pemekaran wilayah, Muhamad Nadir juga berharap Wantimpres dapat menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo untuk membangun pabrik kakao di Kabupaten Parigi Moutong mengingat potensi kakao di daerah itu sangat besar namun rakyat sampai sekarang baru bisa menjual kakao biji kering.
"Atas nama masyarakat, usul saya kepada Wantimpres mohon disampaikan kepada Bapak Presiden agar di Sulawesi Tengah dibangun Pabrik kakao, karena potensi kakao di daerah ini cukup melimpah," ujar Nadir yang juga Kepala Badan Satpol PP Sulteng itu.
Dulu, katanya, Parigi Moutong adalah penghasil kakao satu-satunya di Sulteng, namun sejak beberapa tahun terakhir, tingkat produktivitas tanaman kakao mengalami penurunan disebabkan beberapa faktor, di antaranya serangan hama, usia tanaman sudah tua, pola budidaya yang masih tradisional serta terjadinya fluktuasi harga kakao.
Baca juga: Parigi Moutong paling siap laksanakan pemekaran daerah
Sayangnya I.G.K Manila, pemimpin rombongan Wantimpres dalam sambutannya tidak menyinggung sedikitpun soal pemekaran wilayah dan lebih banyak berdialog dengan petani kakao dan petambak ikan. Menurutnya, Kabupaten Parigi Moutong memiliki kekayaan luar biasa, tapi belum dikelola dengan optimal.
Kunjungan tim Wantimpres ke wilayah ini dalam rangka menggali informasi terkait masalah dan hambatan dalam pengembangan perkebunan kakao dan jagung serta pengembangan sektor perikanan.
"Tugas kami bagaimana meningkatkan ekonomi nelayan dan petani. Pak Jokowi sudah pernah ke sini, sehingga data yang kami sampaikan harus akurat, makanya kami turun ke lapangan. Nanti hasil dari kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Presiden,"ujarnya
Manila juga menghimbau jajaran perbankan untuk membantu memberikan kredit berbunga rendah kepada petani dan nelayan agar mereka bisa meningkatkan skala usaha mereka.
Dalam kunjungan ini, Wantimpres memboyong beberapa ahli di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan untuk mempelajari potensi di sektor pertnaian dan perikanan yang bisa segera dikembangkan di daerah itu.
Usai pertemuan, Pjs Bupati Nadir memberikan cindera mata kepada ketua rombongan Wantimpres berupa buku `Bara Perlawanan di Teluk Tomini`, perjuangan melawan Belanda serta lambang Parigi Moutong yang terbuat dari kayu eboni.
Kunjungan dan pertemuan tim Wantimpres dengan para petani akan berlangsung selama tiga hari di sejumlah kecamatan di daerah itu. (Jeprin/Humas Pemda)