Parigi (Antaranews Sulteng) - Kelompok tambak udang binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menggunakan pupuk biota plus untuk meningkatkan produktivitas tambak.
"Dua kelompok binaan kami di Desa Malino dengan luas lahan mencapai 500 hektare menggunakan pupuk produksi PT.Tunas Harmoni Abadi Makassar. Hasil panen mencapai 150 kg/tambak dengan harga jual mencapai Rp7.300.000," ungkap Kepala Seksi kelembagaan Usaha dan Perlindungan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan erikanan Paigi Moutong Jufri Lahmadi, di Parigi, Selasa.
Jufri mengatakan penggunaan pupuk biota plus oleh petambak binaanya tersebut belum terlaksana secara maksimal. Jika aplikasi itu betul-betul dijalankan hasil panen petambak udang bisa mencapai satu ton dalam kurun waktu 1,5 bulan.
Ia menilain, peteni tambak Parigi Moutong cukup sulit menggunakn teknomoli modern untuk pembudidayaan udang, karena mereka sudah terbiasa dan lebih senag dengan pola lama menggunakan kolam besar.
"Kami mengikuti cara mereka yang sudah menjadi kebiasaan, dan kami tidan menginterfensi lebih jauh," ujarnya.
Kelompok petambak udang di malino menjadi titik fokus dan menjadi kelompok percontohan di kabupaten itu mengembang biakan jenis udang vannamei.
Udang vanamei, saat ini menjadi andalan bagi petambak, meski ukurannya kecil udang udang jeis ini tahan terhadap penyakit dibanding udang windu dan udang lainnya,sehingga harganya stabil.
Ia menuturkan paling rendah harga udang jenis ini Rp48.250/kiogram, biasanya harga udang vaname mencapai Rp70.000/kilogram di pasaran.
Setelah diuji coba dikelompok binaan, katanya, penggunaan pupuk itu sudah terbukti bisa meningkatkan hasil produksi petani tambak.
"Budidaya udang menggunakan pupuk biota plus sangat menguntungkan, jika petambak menekuninya bukan tidak mungkin lebih besar lagi untung yang mereka raih," ucapnya.
Sementara, dari data yang dimiliknya, khusus Kecamatan Ongka Malino totol keseluruhan lahan tambak udang di wilayah itu mencapai 1.500 hektar, jika potensi ini dimanfaatkan secara maksimal maka Parigi Moutong bisa menjadi salah satu daerah penghasil udang cukup besar di Sulteng.
"Dua kelompok binaan kami di Desa Malino dengan luas lahan mencapai 500 hektare menggunakan pupuk produksi PT.Tunas Harmoni Abadi Makassar. Hasil panen mencapai 150 kg/tambak dengan harga jual mencapai Rp7.300.000," ungkap Kepala Seksi kelembagaan Usaha dan Perlindungan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan erikanan Paigi Moutong Jufri Lahmadi, di Parigi, Selasa.
Jufri mengatakan penggunaan pupuk biota plus oleh petambak binaanya tersebut belum terlaksana secara maksimal. Jika aplikasi itu betul-betul dijalankan hasil panen petambak udang bisa mencapai satu ton dalam kurun waktu 1,5 bulan.
Ia menilain, peteni tambak Parigi Moutong cukup sulit menggunakn teknomoli modern untuk pembudidayaan udang, karena mereka sudah terbiasa dan lebih senag dengan pola lama menggunakan kolam besar.
"Kami mengikuti cara mereka yang sudah menjadi kebiasaan, dan kami tidan menginterfensi lebih jauh," ujarnya.
Kelompok petambak udang di malino menjadi titik fokus dan menjadi kelompok percontohan di kabupaten itu mengembang biakan jenis udang vannamei.
Udang vanamei, saat ini menjadi andalan bagi petambak, meski ukurannya kecil udang udang jeis ini tahan terhadap penyakit dibanding udang windu dan udang lainnya,sehingga harganya stabil.
Ia menuturkan paling rendah harga udang jenis ini Rp48.250/kiogram, biasanya harga udang vaname mencapai Rp70.000/kilogram di pasaran.
Setelah diuji coba dikelompok binaan, katanya, penggunaan pupuk itu sudah terbukti bisa meningkatkan hasil produksi petani tambak.
"Budidaya udang menggunakan pupuk biota plus sangat menguntungkan, jika petambak menekuninya bukan tidak mungkin lebih besar lagi untung yang mereka raih," ucapnya.
Sementara, dari data yang dimiliknya, khusus Kecamatan Ongka Malino totol keseluruhan lahan tambak udang di wilayah itu mencapai 1.500 hektar, jika potensi ini dimanfaatkan secara maksimal maka Parigi Moutong bisa menjadi salah satu daerah penghasil udang cukup besar di Sulteng.