Parigi (Antaranews Sulteng) - Peserta Kemah Budaya Nasional (KBN) IX menanam ribuan bibit pohon mangrove atau bakau di Pantai Desa Pelawa, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jum'at.

Wakil Bupati Parigi Moutong Badrun Nggai dan sejumlah relawan mangrove daerah itu ikut turun ke pantai menanam pohon bakau.

Sebelum turun menanam, para peserta terlebih dahulu dibekali pemahaman mengenai manfaat dan cara menanam magrove yang tepat oleh Hamzah Tjakunu, salah satu aktifis lingkungan yang selama ini konsen melestarikan mangrove di Kabupaten Parigi Moutong.

Kegiatan menanam mangrove itu merupakan agenda hari kelima KBN IX yang digelar di Kabupaten Parigi Moutong sejak Senin (17/9).

Alda Erlina, salah satu peserta KBN dari Provinsi Sulawesi Barat mengaku senang bisa berkontribusi dalam pelestarian mangrove di Kabupaten Parigi Moutong apalagi ia dan teman-temanya bisa memperoleh pengetahuan bagaimana membudidayakan tanaman mangrove, mulai dari cara menanam hingga pelestariannya.
 
"Insha Allah setelah kembali dari acara KBN ini, saya dan teman akan mengampanyekan pelestarian mangrove di daerah kami," ujar Alda, pramuka penegak putri di sela-sela kegiatan itu. 

"Dengan adanya kegiatan penanaman mangrove ini, kami jadi tahu apa manfaat mangrove bagi masyarakat terutama bagi para nelayan," ujar salah satu peserta KBN dari Provinsi Bali.

Wakil Bupati Parigi Moutong Badrun Nggai sebelum memulai penanaman berharap bibit mangrove yang ditanam bisa tumbuh dengan baik sehingga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.

"Semoga gerakan menanam mangrove ini bisa dilakukan terus menerus, sehingga dampaknya bisa dirasakan dikemudian hari, terutama bagi anak cucu kita kelak," harapnya.

Baca juga: KBN IX gelar lomba ketangkasan tegak bendera
Baca juga: 3.000 pramuka ramaikan Kemah Budaya Nasional di Parigi

Salah satu aktifis dan juga relawan mangrove Kabupaten Parigi Moutong Hamzah Tjakunu menyatakan apresiasinya kepada peserta KBN yang ikut terpanggil melestarikan tanaman mangrove. 

Menurut dia, kemah budaya nasional ini merupakan kesempatan untuk mengampanyekan pelestarian ekosistem mangrove secara luas terutama bagi generasi muda. 

"Minimal kita dapat menitipkan informasi dengan harapan dikemudian hari mereka akan menyampaikan kembali informasi tersebut kepada teman-teman mereka di daerah masing-masing," katanya.

Saat ini kata Ateng, pnggilan akrab Hamzah, hutan mangrove di Kabupaten Parigi Moutong tidak lebih dari 3.000 hektare yang masih dikategorikan hutan. Hutan mangrove yang masih bisa dilihat saat ini hanya berada di wilayah selatan, tepatnya di Desa Sausu Piore sekitar 508 hektar. 

"Jika dulu kita melihat mangrove di sekitar pesisir pantai, sekarang telah menjadi tambak. Oleh karena itu, mari kita pikirkan secara bersama bagaimana memulihkan dan melestarikan kembali hutan mangrove di Kabupaten Parigi Moutong," harapnya. (Humas Pemda Parimo)
  Suasana penanaman mangrov oleh peserta Kemah Budaya Nasional (KBN) di Parigi, Sulawesi Tengah, Jumat (21/9) (Antaranews Sulteng/Humas Pemda Parimo)

Pewarta : -
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024