Poso (Antaranews Sulteng) - Kasus penyakit sistosomiasis atau yang dikenal dengan nama demam keong di Lembah Lore, Kabupaten Poso, terus menurun.
"Hasil survei kepada penderita didapati penurunan yang signifikan dengan angka prevalensi saat ini adalah 0,35 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Poso dr Taufan Karwur di Poso, Selasa.
Menurut dia, prevalensi 0,35 persen telah sesuai dengan target yang ditetapkan pemda yakni di bawah 1 persen.
Kata Taufan, penurunan jumlah penyakit sistosomiasis itu dilakukan antara lain lewat pemberian obat secara masal dan memberdayakan masyarakat dalam upaya pemberantasan cacing sistosomiasis dan fokus atau tempat hidup cacing sistosomiasis.
Pencapaian target 0,35 persen itu juga merupakan hasil kerja keras kelompok-kelompok gerakan masyarakat mandiri berantas schistosomiasis (Gemaberaksi) di Kecamatan Lore (Napu dan Bada) untuk mempercepat eradikasi penyakit demam keong.
"Gemaberaksi itu merupakan gerakan masyarakat mandiri, dimana masyarakat diajak untuk berpatisipasi dan diberdayakan untuk memberantas fokus keong," ujarnya.
Gerakan ini telah dimulai dari Desa Tomihipi, Kecamatan Lore Tengah, sementara di tingkat kecamatan, pihak Dinkes telah malakukan pertemuan dan juga membuat surat pernyataan dukungan warga. Kelompok itu akan bertanggung jawab dalam memberantas penyakit keong yang ada di sekitarnya.
"Yang menjadi PR kita, bagaimana untuk mempertahankan 0,35 persen itu, dan kalau bisa, turun lagi dari jumlah itu," akunya.
Dia katakan, lokasi fokus keong schistosomiasis di dataran Napu Kecamatan Lore Utara saat ini sekitar 243 titik, Bada, Kecamatan Lore Selatan sebanyak 26 titik dan di Desa Tomihipi Kecamatan Lore Barat sendiri ada 8 titik.
Sementara hasil survei di tahun 2017, jumlah warga yang terserang penyakit ini sekitar 0,81 persen dari populasi total di lima kecamatan di daerah Napu dan Bada.
schistosomiasis di Lindu,kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Foto: Antara/Anas Massa)
"Hasil survei kepada penderita didapati penurunan yang signifikan dengan angka prevalensi saat ini adalah 0,35 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Poso dr Taufan Karwur di Poso, Selasa.
Menurut dia, prevalensi 0,35 persen telah sesuai dengan target yang ditetapkan pemda yakni di bawah 1 persen.
Kata Taufan, penurunan jumlah penyakit sistosomiasis itu dilakukan antara lain lewat pemberian obat secara masal dan memberdayakan masyarakat dalam upaya pemberantasan cacing sistosomiasis dan fokus atau tempat hidup cacing sistosomiasis.
Pencapaian target 0,35 persen itu juga merupakan hasil kerja keras kelompok-kelompok gerakan masyarakat mandiri berantas schistosomiasis (Gemaberaksi) di Kecamatan Lore (Napu dan Bada) untuk mempercepat eradikasi penyakit demam keong.
"Gemaberaksi itu merupakan gerakan masyarakat mandiri, dimana masyarakat diajak untuk berpatisipasi dan diberdayakan untuk memberantas fokus keong," ujarnya.
Gerakan ini telah dimulai dari Desa Tomihipi, Kecamatan Lore Tengah, sementara di tingkat kecamatan, pihak Dinkes telah malakukan pertemuan dan juga membuat surat pernyataan dukungan warga. Kelompok itu akan bertanggung jawab dalam memberantas penyakit keong yang ada di sekitarnya.
"Yang menjadi PR kita, bagaimana untuk mempertahankan 0,35 persen itu, dan kalau bisa, turun lagi dari jumlah itu," akunya.
Dia katakan, lokasi fokus keong schistosomiasis di dataran Napu Kecamatan Lore Utara saat ini sekitar 243 titik, Bada, Kecamatan Lore Selatan sebanyak 26 titik dan di Desa Tomihipi Kecamatan Lore Barat sendiri ada 8 titik.
Sementara hasil survei di tahun 2017, jumlah warga yang terserang penyakit ini sekitar 0,81 persen dari populasi total di lima kecamatan di daerah Napu dan Bada.