Palu, (ANTARANews Sulteng) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, meraih kategori baik karena mampu merealisasikan anggaran tahun 2018, sekitar 93,67 persen sebelum dan pascabencana gempa disertai tsunami menghantam perguruan tinggi itu.
"Kita mampu merealisasikan anggaran tahun 2018, 93,67 persen. Itu masuk dalam kategori baik," ucap Kepala Sub Bagian Keuangan IAIN Palu, Ahdar, Rabu.
Satuan kerja IAIN Palu sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kegamaan Islam Negeri (PTKIN) dibawah naungan Kementerian Agama dianggap baik dalam kinerja terkait realisasi anggaran, walaupun perguruan tinggi itu porak-poranda dihantam bencana tsunami pada tanggal 28 September 2018 lalu.
"Dari sisi realisasi dengan presentase tersebut, itu sangat baik. Realisasi yang tidak mudah, apalagi kita diterjang bencana," sebut Ahdar.
Tahun 2018 pagu anggaran IAIN Palu berjumlah Rp67,551 miliar, realisasi Rp63,277 miliar. Dengan demikian sisa anggaran senilai Rp4,273 miliar.
Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi menekankan kepada semua pejabat dan pelaksana akademik untuk meningkatkan kinerja serta menggenjot program kerja yang berorientasi pada peningiatan mutu akademik.
Prof Sagaf Pettalongi menyebut semua civitas akademik harus memperhatikan penggunaan atau realisasi anggaran disetiap kelembagaan meliputi fakultas, unit yang ada di perguruan tinggi itu.
"Ada pengembalian ke negara sebesar Rp4 miliar, ini harus menjadi catatan penting bagi semua komponen akademik agar kedepan meningkatkan realisasi anggaran lewat peningkatan program kerja," sebut Prof Sagaf Pettalongi.
Pakar Managemen Pendidikan itu mengatakan setiap pejabat dan pelaksana akademi di masing-masing kelembagaan mulai dari wakil rektor, dekan, wakil dekan, kepala unit, ketua lembaga, tidak menjadi bencana sebagai alasan agar tidak menggenjot program kerja.
"Tidak boleh beralasan karena bencana, sehingga tidak ke kantor, tidak membuat atau menyusun program kerja," kata Prof Sagaf.
Lanjut dia, realisasi anggaran di tahun 2018 harus menjadi pelajaran bagi semua pejabat dan kelembagaan.
Realisasi Rp63,227 miliar meliputi belanja pegawai Rp27,226 miliar, belanja modal Rp7,101 miliar, Belanja Bantuan Sosial Rp4,906 miliar, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Rp1,554 miliar, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Rp898,686 juta.
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Rp760,438 juta, Pascasarjana Rp1,061 miliar, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Rp2,520 miliar, Lembaga Penjaminan Mutu, Rp183,268 juta, UPT Perpustakaan Rp6 juta.
UPT Pusat Tekhnologi Informasi dan Data Rp133,111 juta, UPT Pusat Pengembangan Bahasa Rp120 juta, UPT Pusat Ma`had Aljamiah Rp415,723 juta, kegiatan akademik dan pengembangan lembaga Rp4,882 miliar.
Kegiatan administrasi umum, perencanaan dan keuangan Rp3,022 miliar, kegiatan kemahasiswaan dan kerjasama Rp2,795 miliar dan operasional perkantoran RM Rp5,687 miliar.
Baca juga: IAIN gunakan anggaran RP 131 Miliar fokus peningkatan mutu
"Kita mampu merealisasikan anggaran tahun 2018, 93,67 persen. Itu masuk dalam kategori baik," ucap Kepala Sub Bagian Keuangan IAIN Palu, Ahdar, Rabu.
Satuan kerja IAIN Palu sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kegamaan Islam Negeri (PTKIN) dibawah naungan Kementerian Agama dianggap baik dalam kinerja terkait realisasi anggaran, walaupun perguruan tinggi itu porak-poranda dihantam bencana tsunami pada tanggal 28 September 2018 lalu.
"Dari sisi realisasi dengan presentase tersebut, itu sangat baik. Realisasi yang tidak mudah, apalagi kita diterjang bencana," sebut Ahdar.
Tahun 2018 pagu anggaran IAIN Palu berjumlah Rp67,551 miliar, realisasi Rp63,277 miliar. Dengan demikian sisa anggaran senilai Rp4,273 miliar.
Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi menekankan kepada semua pejabat dan pelaksana akademik untuk meningkatkan kinerja serta menggenjot program kerja yang berorientasi pada peningiatan mutu akademik.
Prof Sagaf Pettalongi menyebut semua civitas akademik harus memperhatikan penggunaan atau realisasi anggaran disetiap kelembagaan meliputi fakultas, unit yang ada di perguruan tinggi itu.
"Ada pengembalian ke negara sebesar Rp4 miliar, ini harus menjadi catatan penting bagi semua komponen akademik agar kedepan meningkatkan realisasi anggaran lewat peningkatan program kerja," sebut Prof Sagaf Pettalongi.
Pakar Managemen Pendidikan itu mengatakan setiap pejabat dan pelaksana akademi di masing-masing kelembagaan mulai dari wakil rektor, dekan, wakil dekan, kepala unit, ketua lembaga, tidak menjadi bencana sebagai alasan agar tidak menggenjot program kerja.
"Tidak boleh beralasan karena bencana, sehingga tidak ke kantor, tidak membuat atau menyusun program kerja," kata Prof Sagaf.
Lanjut dia, realisasi anggaran di tahun 2018 harus menjadi pelajaran bagi semua pejabat dan kelembagaan.
Realisasi Rp63,227 miliar meliputi belanja pegawai Rp27,226 miliar, belanja modal Rp7,101 miliar, Belanja Bantuan Sosial Rp4,906 miliar, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Rp1,554 miliar, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Rp898,686 juta.
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Rp760,438 juta, Pascasarjana Rp1,061 miliar, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Rp2,520 miliar, Lembaga Penjaminan Mutu, Rp183,268 juta, UPT Perpustakaan Rp6 juta.
UPT Pusat Tekhnologi Informasi dan Data Rp133,111 juta, UPT Pusat Pengembangan Bahasa Rp120 juta, UPT Pusat Ma`had Aljamiah Rp415,723 juta, kegiatan akademik dan pengembangan lembaga Rp4,882 miliar.
Kegiatan administrasi umum, perencanaan dan keuangan Rp3,022 miliar, kegiatan kemahasiswaan dan kerjasama Rp2,795 miliar dan operasional perkantoran RM Rp5,687 miliar.
Baca juga: IAIN gunakan anggaran RP 131 Miliar fokus peningkatan mutu