Palu (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2019 akan menyalurkan paket bantuan kepada kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) korban bencana alam tsunami di Kota Palu yang sebelumnya mengembangkan usaha ikan bandeng bebas duri (baberi).
Kepala Bidang Perikanan Budi daya DKP Sulteng Yunber Bamba yang dihubungi di Palu, Sulteng, Minggu, megemukakan Kepala DKP Sulteng Hasanuddin Atjo sudah menemui dan berdialog dengan para UMKM calon penerima bantuan yang nyaris terhenti total usahanya akibat bencana alam 28 September 2018.
Kepala DKP Hasanuddin Atjo yang didampingi sejumlah pejabat DKP Sulteng melakukan survei langsung terhadap calon penerima yang tinggal di hunian-hunian sementara (huntara) pengungsi korban bencana.
Atjo mengaku kagum dengan semangat para pekerja UMKM Iyam Mandiri. Walaupun menjadi korban bencana, namun semangat berwirausaha tidak kendur apalagi patah.
Menurut dia, ibu Iyam, pemilik UMKM Iyam Mandiri ini pernah diberikan bantuan paket pengolahan bandeng mulai dari bangunan, alat untuk mengemas, dan alat pengolahan yang nilai bantuannya ratusan juta rupiah.
"Sayangnya, dua hari menjelang diresmikan, semuanya dihantam habis oleh tsunami. Sekarang Alhamdulillah, Ibu Iyam kembali bangkit dan memulai kembali usahanya dan omzetnya sudah lumayan," ujar Hasanuddin Atjo.
Baca juga: Industrialisasi Bandeng Berpeluang Besar Jadi Gerakan Nasional
Baca juga: Ikan bandeng Sulteng mulai diekspor (vidio)
Baca juga: Masyarakat diajak berbudidaya ikan bandeng
Di depan Kepala DKP dan rombongan, Iyam mengaku pascagempa ia tetap ingin melanjutkan usahanya, namun saat itu dia belum memiliki tempat menetap. Dia juga kasihan dengan bekas karyawannya yang berharap bisa kembali bekerja bersamanya.
"Alhamdulillah kami di lokasi ini, dibangunkan hunian sementara oleh Mercy, lembaga dari Malaysia. Bahkan saya juga diberikan tempat untuk mengembangkan usaha saya. Alhamdulillah, karyawan yang dulu sempat bekerja, kini kembali bantu-bantu saya mengembangkan dan membesarkan usaha CV Iyam Mandiri ini," katanya.
Menurut dia, semua karyawannya adalah penyintas dan sekarang tinggal di huntara Kelurahan Lere karena rumahnya habis disapu tsunami. Mereka juga memiliki usaha pembuatan sambal ikan roa, bawang goreng, abon ikan dari berbagai rasa, sambal lamale dan sambal duo.
Kepala DKP Hasanuddin Atjo menyatakan akan kembali membantu CV Iyam Mandiri mengembangkan usaha baberi termasuk memfasilitasi penambahan daya listrik proses produksi.
Contoh hasil produksi bandeng bebas duri di Kota Palu (Antaranews Sulteng/Istimewa)
Kepala Bidang Perikanan Budi daya DKP Sulteng Yunber Bamba yang dihubungi di Palu, Sulteng, Minggu, megemukakan Kepala DKP Sulteng Hasanuddin Atjo sudah menemui dan berdialog dengan para UMKM calon penerima bantuan yang nyaris terhenti total usahanya akibat bencana alam 28 September 2018.
Kepala DKP Hasanuddin Atjo yang didampingi sejumlah pejabat DKP Sulteng melakukan survei langsung terhadap calon penerima yang tinggal di hunian-hunian sementara (huntara) pengungsi korban bencana.
Atjo mengaku kagum dengan semangat para pekerja UMKM Iyam Mandiri. Walaupun menjadi korban bencana, namun semangat berwirausaha tidak kendur apalagi patah.
Menurut dia, ibu Iyam, pemilik UMKM Iyam Mandiri ini pernah diberikan bantuan paket pengolahan bandeng mulai dari bangunan, alat untuk mengemas, dan alat pengolahan yang nilai bantuannya ratusan juta rupiah.
"Sayangnya, dua hari menjelang diresmikan, semuanya dihantam habis oleh tsunami. Sekarang Alhamdulillah, Ibu Iyam kembali bangkit dan memulai kembali usahanya dan omzetnya sudah lumayan," ujar Hasanuddin Atjo.
Baca juga: Industrialisasi Bandeng Berpeluang Besar Jadi Gerakan Nasional
Baca juga: Ikan bandeng Sulteng mulai diekspor (vidio)
Baca juga: Masyarakat diajak berbudidaya ikan bandeng
Di depan Kepala DKP dan rombongan, Iyam mengaku pascagempa ia tetap ingin melanjutkan usahanya, namun saat itu dia belum memiliki tempat menetap. Dia juga kasihan dengan bekas karyawannya yang berharap bisa kembali bekerja bersamanya.
"Alhamdulillah kami di lokasi ini, dibangunkan hunian sementara oleh Mercy, lembaga dari Malaysia. Bahkan saya juga diberikan tempat untuk mengembangkan usaha saya. Alhamdulillah, karyawan yang dulu sempat bekerja, kini kembali bantu-bantu saya mengembangkan dan membesarkan usaha CV Iyam Mandiri ini," katanya.
Menurut dia, semua karyawannya adalah penyintas dan sekarang tinggal di huntara Kelurahan Lere karena rumahnya habis disapu tsunami. Mereka juga memiliki usaha pembuatan sambal ikan roa, bawang goreng, abon ikan dari berbagai rasa, sambal lamale dan sambal duo.
Kepala DKP Hasanuddin Atjo menyatakan akan kembali membantu CV Iyam Mandiri mengembangkan usaha baberi termasuk memfasilitasi penambahan daya listrik proses produksi.