Ilmuan Temukan Unsur Pendukung Kehidupan di Mars

Rabu, 13 Maret 2013 13:36 WIB

Jakarta (antarasulteng.com) - Analisis sampel batuan Mars yang dikumpulkan robot Curiosity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan adanya lingkungan yang bisa menunjang kehidupan mikroba di Planet Merah itu.

Para ilmuwan mengidentifikasi sulfur, nitrogen, hidrogen, oksigen, phosphor dan karbon -- beberapa bahan kimia kunci untuk kehidupan-- dalam bubuk hasil pengeboran batuan sedimen di Kawah Gale yang ada di Mars.

"Pertanyaan fundamental untuk misi ini adalah apakah Mars bisa mendukung lingkungan yang bisa dihuni. Dari apa yang kita tahu sekarang, jawabannya iya," kata Michael Meyer, ilmuwan utama di Program Eksplorasi Mars NASA di laman resmi NASA.

Petunjuk tentang lingkungan yang bisa dihuni ini datang dari data yang dikirim instrumen analisis Curiosity, Sample Analysis at Mars (SAM) dan Chemistry and Mineralogy (CheMin).

Data menunjukkan bahwa area Yellowknife Bay yang dijelajahi Curiosity merupakan ujung dari sistem sungai kuno atau lantai danau yang menyediakan energi kimia dan kondisi lain yang baik untuk kehidupan mikroba.

Bebatuannya terdiri atas batu lumpur halus berisi mineral lempung, mineral sulfat dan bahan kimia lain.

"Mineral-mineral lempung meliputi setidaknya 20 persen dari komposisi sampel ini," kata David Blake, prinsipal peneliti untuk instrumen CheMin di Ames Research Center di Moffett Field, California.

Mineral-mineral lempung ini merupakan produk reaksi antara air segar dengan mineral berapi seperti olivine, yang juga ada di sedimen.

Sementara keberadaan kalsium sulfat bersama dengan lempung menunjukkan bahwa tanah mungkin netral atau sedikit alkali.

Para ilmuwan juga menemukan campuran bahan kimia yang teroksidasi, sedikit teroksidasi dan tak teroksidasi, penyedia gradien energi yang dibutuhkan mikroba di Bumi untuk hidup.

"Kisaran bahan kimia yang kami identifikasi dalam sampel impresif, dan menunjukkan pasangan seperti sulfat dan sulfida yang mengindikasikan kemungkinan sumber energi untuk mikro-organisme," kata Paul Mahaffy, peneliti prinsipal instrumen SAM di Goddard Space Flight Center NASA.

Tidak seperti area Mars yang lain, lingkungan kuno yang basah itu tidak asam atau sangat bergaram.

Sampel batuan pertama hasil pengeboran Curiosity di jaringan saluran kuno yang turun dari pinggiran Kawah Gale itu juga menunjukkan beberapa kali periode basah di Mars.

Pewarta :
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Bertemu Joe Biden, Xi Jinping sebut planet Bumi cukup untuk China-AS

16 November 2023 8:24 Wib

UEA muliakan sains demi masa depan hingga jauh ke Mars

11 February 2021 7:45 Wib, 2021

Seumlah peneliti temukan lautan dan sumber air bawah tanah di Ceres

12 August 2020 7:27 Wib, 2020

Hari Asteroid Internasional, 958.963 planet minor terdeteksi

01 July 2020 13:12 Wib, 2020

Badan antariksa Rusia: Trump berencana rebut planet lain

08 April 2020 2:10 Wib, 2020
Terpopuler

Nokia perbarui jaringan 5G XL Axiata di Indonesia

Artikel - 26 April 2024 14:50 Wib

KKP siapkan sistem pemantauan elektronik pemanfaatan BBL oleh nelayan

Ekonomi Dan Keuangan - 23 April 2024 12:02 Wib

Komisi VII DPR dorong proyek jargas segera rampung demi pupuk nasional

Ekonomi Dan Keuangan - 26 April 2024 15:00 Wib

Pemkab Sigi ajak masyarakat rutin konsumsi sayur dan buah tiap hari

Seputar Sulteng - 23 April 2024 12:02 Wib

Kemenkumham: Gernas BBI-BBWI tingkatkan UMKM masuk ekosistem digital

Ekonomi Dan Keuangan - 26 April 2024 15:02 Wib