Palu (ANTARA) - Bakal calon bupati Tolitoli, Sulawesi Tengah, Moh Amin dihubungi dari Palu, Senin mengaku ingin mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut dengan cara menaikkan nilai tambah cengkeh dalam bentuk Kawasan Industri Cengkeh Tolitoli (KICT).

“Cengkeh sebetulnya punya potensi pengembangan nilai tambah seperti minyak atsiri, dan itu harus menghadirkan tekhnogi,” ucapnya terkait upaya membangun ekonomi daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat Tolitoli.

Baca juga: Ridha Saleh didukung nelayan-petani maju calon wakil gubernur Sulteng

Tolitoli adalah daerah lumbung cengkeh yang hampir sebagian besar penduduknya berstatus sebagai petani dan pekerja cengkeh.

Namun, kader Partai NasDem itu menyebut, petani dan pedagang cengkeh Tolitoli terhambat maju karena rantai pasokan cengkeh yang amat panjang.

“Solusi untuk pengembangan nilai tambah cengkeh hanya satu, menghadirkan tekhnologi berbasis kawasan industri. Jadi para pelaku usaha nantinya akan kita yakinkan untuk menanamkan modalnya dalam kawasan industri dengan jaminan fasilitas dari pemerintah daerah,” jelasnya.

Tanpa kebijakan ini, menurut dia Kabupaten Tolitoli tidak akan mengalami kemajuan signifikan dalam 10 hingga 20 tahun ke depan. Sebab cengkeh sebagai basis ekonomi utama, namun tidak memberikan kepastian harga dan nilai tambah.

Selain itu, ia menyebut perlu adanya pemetaan wilayah komoditi untuk bisa menjamin kualitas dan kuantitas produk serta menyiapkan pembiayaan khusus sektor pertanian dan jaminan pasar.

“Ini menjadi salah satu tekad saya maju jadi bupati. Saya prihatin dengan kondisi Tolitoli, diusianya yang seharusnya sudah menjadi daerah maju,” katanya.

Baca juga: Aristan calon wali kota Palu raih suara terbanyak berdasarkan hasil polling
Baca juga: Legislator : minta KLHK motivasi daerah di Sulteng rubah tata kelola sampah
  Kader Partai NasDem Mohammad Amin menyampaikan orasi politik dalam kampanye Partai NasDem beberapa waktu lalu di Tolitoli (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024