Palu (ANTARA) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan kegiatan perkuliahan dan kegiatan penunjang akademik serta pelayanan di kampus tersebut telah pulih setelah setahun pascatsunami menimpa perguruan tinggi tersebut.
"Sejak bulan Oktober, perkuliahan di IAIN Palu telah pulih dan berangsur-angsur mulai normal. Itu sudah termasuk dengan pelayanan administrasi dan kegiatan penunjang akademik," ucap Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Senin.
IAIN Palu menjadi salah satu komponen terparah yang terdampak tsunami pada 28 September 2018. Bencana yang menerpa membuat IAIN Palu mengalami kerugian sekitar Rp100 miliar lebih.
Sebagian besar aset berupa gedung kuliah, rektorat, ICT, kantor LPM dan LP2M, study center, dan sarana olahraga termasuk administrasi dan alat kerja serta mesin pending ruangan hancur tersapu tsunami.
Namun hal itu tidak memudarkan semangat pimpinan dan komponen civitas akademik untuk mengembalikan peran dan fungsi IAIN Palu sebagai perguruan tinggi yang strategis membangun peradaban sumber manusia di Sulteng.
"IAIN Palu sebagai salah satu yang terdampak bencana dan tsunami telah mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga dari bencana tersebut, serta menjadikan starting point untuk kebangkitan dan mengembangkan IAIN Palu untuk lebih maju ke depan," ujar Prof Sagaf Pettalongi.
Saat ini kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi IAIN Palu sedang berlangsung. Pemerintah Republik Indonesia lewat Kementerian PUPR melibatkan BUMN melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi enam gedung perkuliahan dengan kapasitas 54 kelas, telah selesai dilakukan.
Saat ini perkuliahan telah berlangsung di gedung tersebut. Perkuliahan tidak lagi berlangsung di kelas-kelas darurat. Selain gedung tersebut, PUPR juga akan membangun gedung lainnya seperti perpustakaan dan gedung lainnya yang terdampak pada bencana, serta membangun kembali sarana penunjang seperti olahraga dan taman.
Terlepas dari PUPR, IAIN Palu menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD yang terdalam dalam DIPA IAIN Palu melakukan pembangunan beberapa gedung seperti rektorat dan ICT, serta rehabilitasi gedung kuliah.
"Karena itu IAIN Palu akan terus berbenah merekonstruksi dan mengembangkan diri untuk lebih maju termasuk bertransformasi menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu," kata Prof Sagaf.
Kata Sagaf, menjadi UIN, maka IAIN Palu akan lebih leluasa memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya Sulawesi Tengah dan Kota Palu. Karena bukan hanya menyelenggarakan prodi keagamaan semata, tetapi juga akan menyelenggarakan prodi-prodi umum.
"Dengan konsep utama integrasi keilmuan, antara saintek dan ilmu agama. IAIN Palu akan mewujudkan filosofi dan paradigma keilmuan dengan konsep "Menara Ilmu"," sebut Pakar Managemen Pendidikan Islam itu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof Dr Kamaruddin Amin mengemukakan 2020, Kementerian Agama akan kembali membangun beberapa gedung perkuliahan dan gedung pelayanan administrasi akademik untuk IAIN Palu.
"Tahun 2020 dari Kementerian Agama akan membangun beberapa gedung yang dibiayai lewat Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) untuk kembali merekonstruksi IAIN Palu," katanya.
Ia menyebut bahwa IAIN Palu aset Kementerian Agama yang strategis di Sulawesi Tengah untuk membangun sumber daya manusia yang unggul masa kini dan akan datang.
"Eksistensi IAIN Palu ini sangat signifikan sehingga semua dari kita punya komitmen yang sama untuk memulihkan bahkan mengembangkan IAIN Palu pascabencana," kata dia.
Di Tahun 2019 ini, Pemerintah RI lewat Kemenag memberikan IAIN Palu anggaran senilai Rp23 miliar dari SBSN untuk pembangunan dua gedung perkuliahan yang dibangun di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr Kamaruddin Amin didampingi Rektor IAIN Palu Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd berbincang dengan salah satu karyawan perusahaan pemenang tender (pelaksana proyek) pembangunan dua gedung perkuliahan, di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. ANTARA/Muhammad Hajiji
"Sejak bulan Oktober, perkuliahan di IAIN Palu telah pulih dan berangsur-angsur mulai normal. Itu sudah termasuk dengan pelayanan administrasi dan kegiatan penunjang akademik," ucap Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Senin.
IAIN Palu menjadi salah satu komponen terparah yang terdampak tsunami pada 28 September 2018. Bencana yang menerpa membuat IAIN Palu mengalami kerugian sekitar Rp100 miliar lebih.
Sebagian besar aset berupa gedung kuliah, rektorat, ICT, kantor LPM dan LP2M, study center, dan sarana olahraga termasuk administrasi dan alat kerja serta mesin pending ruangan hancur tersapu tsunami.
Namun hal itu tidak memudarkan semangat pimpinan dan komponen civitas akademik untuk mengembalikan peran dan fungsi IAIN Palu sebagai perguruan tinggi yang strategis membangun peradaban sumber manusia di Sulteng.
"IAIN Palu sebagai salah satu yang terdampak bencana dan tsunami telah mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga dari bencana tersebut, serta menjadikan starting point untuk kebangkitan dan mengembangkan IAIN Palu untuk lebih maju ke depan," ujar Prof Sagaf Pettalongi.
Saat ini kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi IAIN Palu sedang berlangsung. Pemerintah Republik Indonesia lewat Kementerian PUPR melibatkan BUMN melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi enam gedung perkuliahan dengan kapasitas 54 kelas, telah selesai dilakukan.
Saat ini perkuliahan telah berlangsung di gedung tersebut. Perkuliahan tidak lagi berlangsung di kelas-kelas darurat. Selain gedung tersebut, PUPR juga akan membangun gedung lainnya seperti perpustakaan dan gedung lainnya yang terdampak pada bencana, serta membangun kembali sarana penunjang seperti olahraga dan taman.
Terlepas dari PUPR, IAIN Palu menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD yang terdalam dalam DIPA IAIN Palu melakukan pembangunan beberapa gedung seperti rektorat dan ICT, serta rehabilitasi gedung kuliah.
"Karena itu IAIN Palu akan terus berbenah merekonstruksi dan mengembangkan diri untuk lebih maju termasuk bertransformasi menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu," kata Prof Sagaf.
Kata Sagaf, menjadi UIN, maka IAIN Palu akan lebih leluasa memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya Sulawesi Tengah dan Kota Palu. Karena bukan hanya menyelenggarakan prodi keagamaan semata, tetapi juga akan menyelenggarakan prodi-prodi umum.
"Dengan konsep utama integrasi keilmuan, antara saintek dan ilmu agama. IAIN Palu akan mewujudkan filosofi dan paradigma keilmuan dengan konsep "Menara Ilmu"," sebut Pakar Managemen Pendidikan Islam itu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof Dr Kamaruddin Amin mengemukakan 2020, Kementerian Agama akan kembali membangun beberapa gedung perkuliahan dan gedung pelayanan administrasi akademik untuk IAIN Palu.
"Tahun 2020 dari Kementerian Agama akan membangun beberapa gedung yang dibiayai lewat Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) untuk kembali merekonstruksi IAIN Palu," katanya.
Ia menyebut bahwa IAIN Palu aset Kementerian Agama yang strategis di Sulawesi Tengah untuk membangun sumber daya manusia yang unggul masa kini dan akan datang.
"Eksistensi IAIN Palu ini sangat signifikan sehingga semua dari kita punya komitmen yang sama untuk memulihkan bahkan mengembangkan IAIN Palu pascabencana," kata dia.
Di Tahun 2019 ini, Pemerintah RI lewat Kemenag memberikan IAIN Palu anggaran senilai Rp23 miliar dari SBSN untuk pembangunan dua gedung perkuliahan yang dibangun di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.