Jakarta (antarasulteng.com) - Kembali menjadi juri di musim ketiga MasterChef Indonesia, Degan
Septoadji menekankan pentingnya mengangkat masakan Indonesia dalam
acara ini.
Ia memperkirakan sekitar 60 persen masakan dalam acara itu merupakan hidangan Indonesia. Sisanya merupakan menu barat.
"Generasi sekarang kurang mengenal masakan Indonesia," kata pria yang akrab disapa Chef Degan saat jumpa media "MasterChef Indonesia 3" di Jakarta.
Ia membandingkan dirinya dengan anak-anak sekarang. Dulu, ia kerap menyebut "masakan ibu" sebagai menu favoritnya. Anak-anak zaman sekarang karena kesibukan orang tua mereka, langsung menyebut restoran tertentu ketika ditanya makanan kesukaannya.
"Masakan Indonesia itu nggak gampang, lho. Dari tingkat kesulitan, masakan Indonesia lebih rumit. Bumbu dan lapisannya lebih banyak," tutur Chef Degan.
Ia memberi contoh ketika memasak ayam bakar, kita harus membuat bumbu, mengolesi ayam dengan bumbu hingga meresap, mengungkep, membakar, lalu membuat bumbu untuk dioleskan ke ayam.
"Kalau masakan barat ayamnya kasih garam, rosemary mungkin, langsung bakar," tuturnya.
Masakan yang tergolong dalam slow food, seperti masakan Indonesia, pun menurutnya lebih sehat.
"Slow food lebih sehat karena kita memberi waktu pada makanan untuk dimasak dengan baik," jelasnya.
Dengan memperbanyak porsi makanan Indonesia dalam kontes memasak tersebut, Chef Degan berharap orang-orang yang menonton acara tersebut terpacu untuk memasak slow food.(SKD)
Ia memperkirakan sekitar 60 persen masakan dalam acara itu merupakan hidangan Indonesia. Sisanya merupakan menu barat.
"Generasi sekarang kurang mengenal masakan Indonesia," kata pria yang akrab disapa Chef Degan saat jumpa media "MasterChef Indonesia 3" di Jakarta.
Ia membandingkan dirinya dengan anak-anak sekarang. Dulu, ia kerap menyebut "masakan ibu" sebagai menu favoritnya. Anak-anak zaman sekarang karena kesibukan orang tua mereka, langsung menyebut restoran tertentu ketika ditanya makanan kesukaannya.
"Masakan Indonesia itu nggak gampang, lho. Dari tingkat kesulitan, masakan Indonesia lebih rumit. Bumbu dan lapisannya lebih banyak," tutur Chef Degan.
Ia memberi contoh ketika memasak ayam bakar, kita harus membuat bumbu, mengolesi ayam dengan bumbu hingga meresap, mengungkep, membakar, lalu membuat bumbu untuk dioleskan ke ayam.
"Kalau masakan barat ayamnya kasih garam, rosemary mungkin, langsung bakar," tuturnya.
Masakan yang tergolong dalam slow food, seperti masakan Indonesia, pun menurutnya lebih sehat.
"Slow food lebih sehat karena kita memberi waktu pada makanan untuk dimasak dengan baik," jelasnya.
Dengan memperbanyak porsi makanan Indonesia dalam kontes memasak tersebut, Chef Degan berharap orang-orang yang menonton acara tersebut terpacu untuk memasak slow food.(SKD)