Sigi (ANTARA) - Bank Mandiri Palu, Sulawesi Tengah bersama Mandiri grup terus mendampingi pemulihan ekonomi penyintas korban bencana 2018 di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala .
Area Head Bank Mandiri Palu, Bambang Indratmoko di sela-sela acara peresmian hunian permanen untuk ustadz dan ustazah korban bencana bantuan AXA Mandiri Syariah di kawasan Islamic Center Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulteng di Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Rabu mengatakan salah satu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan keterampilan berwirausaha para penyintas.
"Minggu lalu kami ke Desa Sibalaya di Sigi memberikan pendampingan kewirausahaan kepada korban bencana di sana oleh pelaku-pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan Bank Mandiri," katanya.
Kegiatan yang rutin dilakukan itu, menurut dia, untuk berbagi pengalaman, tips dan cara memulai serta membesarkan usaha yang akan maupun baru dimulai oleh para penyintas.
"Kami ingin mereka mandiri bahkan lebih sejahtera dan perekonomiannya lebih baik daripada sebelum bencana," ucapnya.
Bahkan, kata Bambang, Bank Mandiri menggandeng swalayan-swalayan besar di Kota Palu untuk membantu mempromosikan produk usaha buatan para pengungsi yang kini tinggal di hunian sementara (huntara).
"Kita mengharakan agar pihak swalayan menyediakan tempat bagi produk-produk usaha yang dibuat dan dijual oleh para pengungsi di sana," ujarnya.
Ia berharap upaya-upaya seperti itu dapat berkontribusi terhadap perekonomian para penyintas yang pascabancana kehilangan mata pencaharian dan aset usahanya.
"Mereka menghasilkan seperti olahan tempe berupa kripik tempe, olahan pisang dan kerajinan tangan berupa souvenir. Hal seperti ini yang kami lakukan," ucapnya.
Baca juga: Bahas problematika bisnis pasca bencana alam Sulteng, Bank Mandiri gelar FGD
Baca juga: Axa Mandiri Syariah peduli hunian juru dakwah korban bencana Sulteng
Area Head Bank Mandiri Palu, Bambang Indratmoko di sela-sela acara peresmian hunian permanen untuk ustadz dan ustazah korban bencana bantuan AXA Mandiri Syariah di kawasan Islamic Center Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulteng di Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Rabu mengatakan salah satu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan keterampilan berwirausaha para penyintas.
"Minggu lalu kami ke Desa Sibalaya di Sigi memberikan pendampingan kewirausahaan kepada korban bencana di sana oleh pelaku-pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan Bank Mandiri," katanya.
Kegiatan yang rutin dilakukan itu, menurut dia, untuk berbagi pengalaman, tips dan cara memulai serta membesarkan usaha yang akan maupun baru dimulai oleh para penyintas.
"Kami ingin mereka mandiri bahkan lebih sejahtera dan perekonomiannya lebih baik daripada sebelum bencana," ucapnya.
Bahkan, kata Bambang, Bank Mandiri menggandeng swalayan-swalayan besar di Kota Palu untuk membantu mempromosikan produk usaha buatan para pengungsi yang kini tinggal di hunian sementara (huntara).
"Kita mengharakan agar pihak swalayan menyediakan tempat bagi produk-produk usaha yang dibuat dan dijual oleh para pengungsi di sana," ujarnya.
Ia berharap upaya-upaya seperti itu dapat berkontribusi terhadap perekonomian para penyintas yang pascabancana kehilangan mata pencaharian dan aset usahanya.
"Mereka menghasilkan seperti olahan tempe berupa kripik tempe, olahan pisang dan kerajinan tangan berupa souvenir. Hal seperti ini yang kami lakukan," ucapnya.
Baca juga: Bahas problematika bisnis pasca bencana alam Sulteng, Bank Mandiri gelar FGD
Baca juga: Axa Mandiri Syariah peduli hunian juru dakwah korban bencana Sulteng