Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Palu, Sulawesi Tengah, Mutmainah Korona menyatakan perlunya strategi dan pendekatan yang optimal untuk memberdayakan penyintas khususnya yang berlatar belakang petani untuk kembali menggarap lahan pertanian guna mendongkrak produksi tanaman hortikultura.

"Perlu adanya strategi dan pendekatan untuk mengembalikan aktivitas dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura di lokasi huntara, lokasi pengungsian, lokasi bukan pertanian bagi penyintas," ucap Mutmainah Korona di Palu, Minggu.

Mutmainah mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu perlu melakukan intervensi secara berkesinambungan terhadap penyintas yang berlatar belakang petani, agar mereka bisa kembali bertani setelah setahun gempa, tsunami dan likuefaksi.

Ia menyebutkan sebagian penyintas yang merupakan petani masih memiliki lahan pertanian, namun kesulitas mendapatkan air, alat mesin pertanian dan modal untuk membeli benih atau bibit.

Menurut dia, intervensi dapat dilakukan dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), alkon (pompa air), benih dan bibit, diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan terkait hortikultura.

"Ini merupakan strategi mengembalikan kehidupan petani, serta mengembalikan ekonomi petani setelah bencana," sebutnya.

Baca juga: Legislator Donggala : Hak penyintas belum terpenuhi
Baca juga: UNDP gelontorkan dana 80 ribu dolar AS dukung ketahanan ekonomi penyintas Sigi

Mutmainah yang merupakan Anggota Komisi Bidang Pemerintahan dan Kesra DPRD Kota Palu mengaku saat dirinya reses atau jaring aspirasi di Palu Utara dan Tawaeli, lewat forum diskusi saat reses itu meminta petani diberdayakan kembali untuk mengolah lahan pertanian.

"Saya secara pribadi juga akan mencoba memperjuangkan lewat fungsi saya di DPRD," sebutnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu, Laila mengemukakan saat gempa dan likuefaksi di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah melanda.

Pascagempa, menurut dia, petani di daerah itu belum sepenuhnya mengolah lahan mereka, karena sebagian masih merasa trauma. Di Palu terdapat sejumlah wilayah sentra pertanian seperti Kecamatan Tawaeli, Palu Utara, Palu Timur, Palu Selatan dan Kecamatan Tatanga.

Selain masih trauma, banyak lahan pertanian rusak parah termasuk irigasi. Di Kelurahan Petobo misalnya, sebagai sentra pertanian Kecamatan Palu Selatan terdapat 27,5 hektare areal persawahan produktif hilang akibat likuefaksi.

"Melihat kondisi pertanian yang belum pulih, kami menyarankan kepada petani agar menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air seperti cabai dan sayur-sayuran. Selain proses pertumbuhannya cepat, juga sebagai penopang perekonomian mereka," ujar Laila.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024