Ampas Kelapa Dijadikan Penyerao Logam Berat

Senin, 24 Juni 2013 9:30 WIB

Yogyakarta (antarasulteng.com) - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, Raden Wahid Hanafi dan Nenny Widiani, memanfaatkan ampas kelapa sebagai penyerap (absorben) ion logam berat Cr(III) atau kromium.

"Kami menggunakan ampas kelapa sebagai absorben karena mengandung selulola, manan, dan galaktomanan. Pada selulosa dan galaktomanan terdapat situs aktif yang mampu mengikat ion logam berat," kata Raden Wahid, di Yogyakarta, Sabtu.

Selain itu, menurut dia, ampas kelapa juga mempunyai pori-pori yang dapat menjebak ion logam berat. Pembuatan absorben serbuk ampas kelapa itu dibagi menjadi dua tahap.

"Tahap pertama adalah pembuatan arang ampas kelapa menggunakan metode sangrai dan pengayakan arang ampas kelapa dengan menggunakan ayakan 50 mesh," katanya.

Ia mengatakan, setelah pembuatan arang dengan memanfaatkan ampas kelapa, maka tahap selanjutnya adalah menyerap logam berat Cr(III) dengan arang tersebut.

"Cr(III) diperoleh dari larutan CrCl3. Satu gram arang ampas kelapa dimasukkan ke dalam 25 mililiter larutan CrCl3 dengan konsentrasi 50, 100, 150, 200, dan 250 ppm," katanya.

Menurut mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, proses absorpsi dilakukan dengan pengadukan selama satu jam kemudian didiamkan selama satu hari satu malam.

"Berdasarkan penelitian tersebut ampas kelapa yang dibuat menjadi arang dapat digunakan secara efektif untuk mengabsorpsi ion logam berat Cr(III) pada konsentrasi 100 ppm dengan konsentrasi Cr(III) terserap sebesar 94,046 ppm dan daya serapnya sebesar 2,351 mg/g," katanya.

Ia mengatakan, ion logam Cr(III) merupakan logam berbahaya bagi kesehatan. Ion logam Cr(III) banyak dihasilkan dari limbah buangan hasil industri elektroplating dan penyamakan kulit.

Ion logam Cr(III) bersifat karsinogenik dan tidak dapat dicerna oleh tubuh. Jika masuk dalam tubuh manusia ion logam Cr(III) akan terakumulasi dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berbahaya.

Pewarta : Bambang Sutopo Hadi
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025

Terkait

Celebes Forum GAPKI Sulawesi bahas digitalisasi kelapa sawit

22 October 2025 19:08 Wib

Bapas Palu Tanam Kelapa di Sigi, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

11 September 2025 13:59 Wib

Pemkab Morut ikut tanam kelapa serentak bersama lapas Kolonodale

10 September 2025 8:00 Wib

Pemkab Banggai upaya perkuat sektor perkebunan komoditas kelapa dalam

07 August 2025 14:06 Wib

Pemkab Buol usulkan jadi kawasan industri perkebunan kelapa

25 July 2025 18:42 Wib
Terpopuler

Indonesia resmi diajukan sebagai calon Presiden Dewan HAM PBB

Lintas Jagad - 24 December 2025 10:15 Wib

Menjaga upah, menjaga martabat

Artikel - 24 December 2025 10:19 Wib

Prabowo terima laporan soal perkembangan kampung haji Indonesia

Polhukam - 24 December 2025 11:45 Wib

Ragunan ajak pengunjung lebih peduli kehidupan satwa saat Nataru

Ekonomi Dan Keuangan - 24 December 2025 11:48 Wib

Rusia sebut blokade AS terhadap Venezuela sebagai agresi nyata

Lintas Jagad - 24 December 2025 11:50 Wib