Gapki: Pers andil besar sebarkan informasi akurat industri sawit
Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai pers memiliki tanggung jawab dan andil yang besar dalam menyebarkan informasi yang akurat serta objektif terkait industri kelapa sawit kepada publik.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyatakan sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, isu dan kampanye negatif terkait industri kelapa sawit Indonesia tidak dapat dihindari.
"Isu mengenai hak asasi manusia, lingkungan, hingga isu keberlanjutan selalu menjadi permasalahan yang selalu dibicarakan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ketidakseimbangan informasi yang ada di publik, lanjutnya, menjadi salah satu faktor yang menciptakan berbagai macam persepsi sehingga menyebabkan adanya ketimpangan informasi terkait dengan fakta-fakta industri kelapa sawit.
Menurut Eddy, melalui pemberitaan yang sesuai fakta serta berimbang, jurnalis tidak hanya membentuk persepsi publik mengenai industri sawit tapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dari industri kelapa sawit Indonesia.
Terkait hal itu, tambahnya, Gapki bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman kerjasama terkait dengan pelaksanaan pelatihan jurnalistik pada puncak acara Hari Pers Nasional di Jakarta, (20/2).
Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama ini dilakukan oleh Eddy Martono selaku Ketua Umum GAPKI dan Ketua Umum PWI Pusat, Hendry CH Bangun disaksikan Presiden RI.
Kerjasama tersebut bertujuan memberikan peningkatan kemampuan serta kompetensi wartawan, termasuk pengetahuan para wartawan dalam memahami industri kelapa sawit Indonesia.
"Gapki juga ingin berkontribusi dalam memajukan pers Indonesia. Melalui publikasi di media massa, kita bisa menyebarkan optimisme dari potensi yang dimiliki industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis Indonesia," katanya.
Eddy menambahkan Gapki bersama PWI berinisiatif dalam melakukan Workshop Jurnalistik kepada para jurnalis muda, yang diharapkan mereka mempunyai pemahaman yang sama serta menyeluruh yang akan menjadi guideline atau panduan dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik mengenai industri kelapa sawit Indonesia.
Kegiatan Workshop Jurnalistik ini akan diadakan di lima Kota di Indonesia yaitu Jambi, Kendari, Tarakan, Sorong, dan Aceh.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyatakan sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, isu dan kampanye negatif terkait industri kelapa sawit Indonesia tidak dapat dihindari.
"Isu mengenai hak asasi manusia, lingkungan, hingga isu keberlanjutan selalu menjadi permasalahan yang selalu dibicarakan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ketidakseimbangan informasi yang ada di publik, lanjutnya, menjadi salah satu faktor yang menciptakan berbagai macam persepsi sehingga menyebabkan adanya ketimpangan informasi terkait dengan fakta-fakta industri kelapa sawit.
Menurut Eddy, melalui pemberitaan yang sesuai fakta serta berimbang, jurnalis tidak hanya membentuk persepsi publik mengenai industri sawit tapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dari industri kelapa sawit Indonesia.
Terkait hal itu, tambahnya, Gapki bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman kerjasama terkait dengan pelaksanaan pelatihan jurnalistik pada puncak acara Hari Pers Nasional di Jakarta, (20/2).
Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama ini dilakukan oleh Eddy Martono selaku Ketua Umum GAPKI dan Ketua Umum PWI Pusat, Hendry CH Bangun disaksikan Presiden RI.
Kerjasama tersebut bertujuan memberikan peningkatan kemampuan serta kompetensi wartawan, termasuk pengetahuan para wartawan dalam memahami industri kelapa sawit Indonesia.
"Gapki juga ingin berkontribusi dalam memajukan pers Indonesia. Melalui publikasi di media massa, kita bisa menyebarkan optimisme dari potensi yang dimiliki industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis Indonesia," katanya.
Eddy menambahkan Gapki bersama PWI berinisiatif dalam melakukan Workshop Jurnalistik kepada para jurnalis muda, yang diharapkan mereka mempunyai pemahaman yang sama serta menyeluruh yang akan menjadi guideline atau panduan dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik mengenai industri kelapa sawit Indonesia.
Kegiatan Workshop Jurnalistik ini akan diadakan di lima Kota di Indonesia yaitu Jambi, Kendari, Tarakan, Sorong, dan Aceh.