Gorontalo, (ANTARA Sulteng) - Cantik untuk wanita tidak mesti identik dengan memiliki kulit putih mulus atau punya hidung mancung.
Persepsi bahwa syarat menjadi cantik harus memiliki kulit putih atau hidung mancung merupakan warisan para penjajah di negeri ini yang hingga kini masih berkembang.
Funco Tanipu, pengamat sosial dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengatakan, warisan definisi cantik warisan kolonial itu bahkan didengungkan oleh media massa.
Staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial mengatakan media massa terus mendengung-dengungkan kecantikan yang identik dengan kulit putih atau berhidung mancung.
"Kita kemudian terbiasa meledek seseorang yang berhidung pesek atau berkulit hitam," kata dia.
Menurut dia, mentalitas kolonial sejak dulu memperkenalkan bahwa orang berkulit putih dan berhidung mancung itu adalah pihak yang superior dan berkuasa.
"Mental kolonial itu dengan sukses kemudian didengung-dengungkan kembali oleh media massa," kata dia.
Masyarakat di Gorontalo sendiri, kata dia, tanpa terkecuali masih mengidap mental demikian.
"Menjadikan kulit agar putih menjadi impian dan obsesi pada hampir setiap perempuan, segala macam cara dilakukan, termasuk dengan menggunakan bahan kecantikan mungkin yang mengandung bahan berbahaya," katanya. (ANT)
