Nadine Chandrawinata batal tanam mangrove gara-gara sampah

id Nadine Chandrawinata, mangrove,sea soldier

Nadine Chandrawinata batal tanam mangrove gara-gara sampah

Pendiri Sea Soldier Nadine Chandrawinata berbicara soal mangrove di Pojok Iklim yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara daring di Jakarta, Rabu (10/6/2020). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Jakarta (ANTARA) - Pendiri gerakan menyebarkan "virus" peduli lingkungan Sea Soldier Nadine Chandrawinata mencurahkan isi hati (curhat) batal menanam mangrove gara-gara banyaknya sampah di suatu pesisir.

"Kendalanya masih banyak sampah yang ada di mangrove. Awalnya mau tanam mangrove jadi berubah bersihkan sampah. Setiap kali kami datang (ke pesisir) selalu ada (sampah)," kata Nadine dalam diskusi Pojok Iklim yang membahas Pentingnya Keanekaragaman Hayati Ekosistem Mangrove di Jakarta, Rabu.

Kondisi tersebut, menurut Nadien, membuat rencana para aktivis Sea Soldier memperluas penanam mangrove tertunda, bahkan justru berubah menjadi kegiatan membersihkan sampah.

Putri Indonesia 2005 tersebut mengatakan para aktivis Sea Soldier kini sudah tersebar di 14 kota dan secara aktif melakukan gerakan menyebarkan "virus" peduli lingkungan, terutama untuk laut dan pesisir, melalui kampanye di media sosial maupun turun langsung ke lapangan, salah satunya melakukan penanaman mangrove.

Nadine mengatakan manfaat mangrove begitu banyak, di antaranya menjaga pesisir dari abrasi, menjadi sumber makanan, sekaligus dapat menjadi paru-paru dunia. Namun sayang keberadaan ekosistem pesisir itu terancam, salah satunya oleh sampah, terutama sampah plastik.



“Harus dilakukan sesuatu. Sampah kota jangan sampai nyangkut di mangrove,” ujar perempuan kelahiran Hannover, Jerman, 35 tahun lalu itu.



Istri dari aktor Dimas Anggara itu mengatakan kampanye tentang manfaat mangrove sebagai sumber oksigen, penyerap karbon memang perlu lebih gencar dilakukan, terutama untuk mendekatkan warga perkotaan pada tanaman pesisir tersebut, termasuk memasukkan juga kampanye pentingnya mangrove tersebut ke program di sekolah-sekolah sehingga membuat anak-anak tidak asing pada mangrove.



Indonesia memiliki sebaran ekosistem mangrove terluas di dunia, yakni sekitar 20 persen atau 3,49 juta hektare dari luas total mangrove dunia. Berdasarkan data One Map Mangrove, luas ekosistem mangrove di Indonesia sekitar 2,2 juta hektare yang berada di dalam kawasan hutan dan 1,3 juta hektare di luar kawasan hutan yang tersebar di 257 kabupaten/kota.

Ekosistem mangrove yang sehat berfungsi sebagai pencegahan abrasi, menahan badai, menyaring pencemar kasar, tempat hidup serta pemijahan biota laut sehingga mampu menyediakan sumber makanan bagi beberapa spesies yang ada. Hal tersebut menunjukkan manfaat ekologis mangrove bagi masyarakat pesisir Indonesia.