Menlu RI-AS tegaskan berkomitmen hormati hukum internasional di LCS

id laut china selatan,lcs,menlu as mike pompeo,menlu retno marsudi,unclos 1982

Menlu RI-AS tegaskan berkomitmen hormati hukum internasional di LCS

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kanan) untuk melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, Kamis (29/10/2020). (Handout Kemlu RI)

Bagi Indonesia, Laut China Selatan harus dijaga sebagai laut yang stabil dan damai. Hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, harus dihormati dan dilaksanakan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri AS Michael (Mike) Pompeo menegaskan komitmen kedua negara untuk menghormati hukum internasional di Laut China Selatan (LCS).

“Bagi Indonesia, Laut China Selatan harus dijaga sebagai laut yang stabil dan damai. Hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, harus dihormati dan dilaksanakan,” kata Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan pers secara virtual, Kamis, usai pertemuan dengan Menlu Pompeo.

Oleh karena itu, menurut Retno, setiap klaim menyangkut LCS harus didasarkan pada prinsip hukum internasional yang diakui secara universal termasuk UNCLOS 1982.

Sementara itu, Pompeo mendukung negara-negara yang taat hukum untuk menolak klaim yang dibuat oleh Partai Komunis China di LCS, yang menurut dia jelas ditunjukkan dari “kepemimpinan berani Indonesia tentang masalah ini di ASEAN dan PBB”.

“Ini adalah alasan yang perlu diupayakan dalam pengaturan multilateral, Pemerintah Trump sangat mendukung ini. Jadi kami menyambut baik contoh yang ditetapkan Indonesia dengan tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan maritimnya di sekitar Kepulauan Natuna,” ujar Pompeo.

Sebagai sesama negara demokrasi dengan populasi yang beragam serta menghormati kebebasan beragama, Pompeo menegaskan bahwa AS dan Indonesia telah berbagi visi kepada dunia mengenai pentingnya menghormati kebebasan navigasi, kedaulatan, serta supremasi hukum.

“Saya berharap dapat bekerja sama dalam cara baru untuk memastikan keamanan maritim (untuk) melindungi beberapa rute perdagangan tersibuk di dunia,” kata dia.

Lawatan Pompeo ke Indonesia ---setelah sebelumnya mengunjungi India, Sri Lanka, dan Maladewa--- adalah bagian dari perjalanannya ke Asia untuk mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, transparan, dan berbasis aturan juga didukung oleh Indonesia melalui Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific), yang mengutamakan peran organisasi regional tersebut untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Baca juga: Kunjungan Pompeo, Anggota DPR RI: Peluang tegaskan diplomasi bebas aktif
Baca juga: Presiden Joko Widodo terima Menlu AS Pompeo di Istana Kepresidenan Bogor
Baca juga: AS akan temukan "cara baru" untuk bekerja sama dengan Indonesia di LCS