IAIN Palu dan pembangunan SDM di Sigi
Palu (ANTARA) - Peningkatan kualitas dan keberlanjutan pembangunan daerah, tidak terlepas peran dari keberadaan perguruan tinggi negeri, utamanya dalam membangun sumber daya manusia yang unggul.
Artinya, kemajuan pembangunan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat ditopang oleh perguruan tinggi yang memberikan sumbangsih pemikiran akademis.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, satu perguruan tinggi keagamaan Islam negeri di bawah naungan Kementerian Agama, yang menjadi "pencetak" sumber daya manusia unggul untuk kemajuan daerah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof Nizar MAg menyatakan IAIN Palu, Sulawesi Tengah, harus terus mewujudkan eksistensinya dalam membangun masyarakat.
Kampus IAIN Palu ini harus terus mewujudkan eksistensi dirinya dalam pengembangan, serta dalam peran dan fungsi dalam kontribusi terhadap pembangunan masyarakat.
Eksistensi itu perlu diikutkan dengan memaksimalkan peran dalam membangun peradaban masyarakat, pembangunan manusia Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat Kabupaten Sigi.
Kontribusi dari IAIN Palu dalam pembangunan manusia, kata Nizar, sangat dinanti-nanti oleh semua pihak.
Dia berharap besar IAIN Palu bisa memberikan manfaat besar terhadap bangsa dan negara.
IAIN Palu saat ini mengembangkan kampus di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Pengembangan kampus itu dilatarbelakangi oleh beberapa alasan yang mendasar.
Di antaranya, luas lahan yang dimiliki IAIN Palu di Jalan Ponegoro, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, hanya kurang lebih lima hektare. Terlalu kecil untuk menjadi kampus yang ideal.
Agar kegiatan akademik yang didukung dengan ketersediaan sarana prasarana yang memadai bisa berjalan maksimal, maka pengembangan dilakukan di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, yang saat ini luas lahannya mencapai 21 hektare.
Namun, untuk memaksimalkan peran dan fungsi perguruan tinggi dalam pengembangan, baik secara kelembagaan maupun akademik, dibutuhkan dukungan para pihak utamanya pemerintah.
Butuh dukungan
IAIN Palu menyadari pengembangan kelembagaan dan peningkatan mutu akademik tidak dapat dilakukan secara parsial.
"Kami sangat berharap dukungan dari Kementerian Agama, Pemprov Sulteng, dan Pemda Kabupaten Sigi berkaitan dengan pengembangan kampus ini di Sigi," ujar Rektor IAIN Palu Prof Dr Sagaf S Pettalongi MPd.
Kementerian Agama memastikan IAIN Palu mendapat suntikan dana yang bersumber dari Surat Berharga Syariat Negara (SBSN), untuk pembangunan fasilitas dan sarana prasarana akademik.
Kemenag menyatakan pembangunan sarana prasarana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah naungan Kemenag yang dibiayai dari Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) terus mengalami peningkatan.
"Sejak 2014 sampai sekarang terus mengalami kenaikan yang signifikan," ucap Nizar.
Khusus perguruan tinggi keagamaan Islam, biaya yang dipergunakan untuk peningkatan sarana prasarana pada tahun 2020 dari SBSN secara nasional senilai Rp 1,5 triliun.
Untuk tahun 2021, Kemenag mengalokasikan anggaran senilai Rp220 miliar untuk program peningkatan mutu sarana, sementara untuk peningkatan sarana prasarana Rp1,05 triliun secara nasional.
Lewat skema pembiayaan SBSN dari Kemenag, IAIN Palu membangun tujuh gedung, masing-masing gedung perkuliahan enam gedung dan satu gedung pelayanan administrasi yang semuanya berlantai tiga.
Pembangunan tujuh gedung tersebut dimulai sejak tahun 2017. Namun, dua gedung berlantai tiga yang dibangun di tahun 2017, terdampak gempa pada September 2018.
Kemudian, IAIN Palu kembali melakukan pembangunan lima gedung berlantai tiga di tahun 2019 dan 2020 dengan kapasitas ruang kelas belajar mencapai 48 ruang kelas.
"Jadi saya rasa ini patut kita syukuri bersama pembangunan sarana prasarana yang bersumber dari SBSN," kata Nizar.
Menyadari pentingnya keberadaan dan peran serta fungsi IAIN Palu dalam menopang pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten Sigi, maka pemerintah Kabupaten Sigi siap menambah luas lahan untuk pengembangan kampus tersebut.
"Kami siap menambah luas lahan IAIN Palu," ucap Pelaksana Harian Bupati Sigi Muh Basir.
IAIN Palu saat ini memiliki lahan seluas 21 hektare di Desa Pombewe yang telah digunakan untuk membangun fasilitas kampus berupa tujuh gedung perkuliahan dan pelayanan akademik.
Rektor IAIN Palu Prof Sagaf Pettalongi menyatakan telah berkomunikasi dengan Bupati Sigi Mohamad Irwan mengenai pengembangan kampus yang butuh dukungan lahan.
Respons Bupati Sigi saat itu sangat positif yakni akan menghibahkan sekitar 40 hektare lahan di sekitar IAIN di Pombewe.
Plh. Bupati Sigi Muh Basir mengemukakan bahwa lahan milik Pemkab Sigi yang ada di sekitar IAIN Palu di Pombewe seluas 320 hektare.
"Namun, sebagian dari luas lahan tersebut sudah digunakan untuk pembangunan hunian tetap (Huntap) untuk percepatan pemulihan setelah gempa dan likuefaksi Sigi," ucap Muh Basir.
Aktifkan Kampus II
Karena tuntutan yang begitu besar, serta sarana berupa gedung perkuliahan dan gedung pelayanan akademik telah tersedia di kampus II, maka IAIN Palu memastikan akan segera mengaktifkan kampus tersebut.
Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan sudah akan berkantor di Kampus II untuk tahun ajaran ini.
Fakultas Tarbiyah merupakan fakultas dengan jumlah mahasiswa terbesar yaitu 2.700 mahasiswa lebih dari total keseluruhan mahasiswa IAIN Palu sebanyak 9.000 lebih.
Karena itu, pemindahan mahasiswa Fakultas Tarbiyah ke Kampus II akan dilakukan secara bertahap.
Pemkab Sigi merespon positif rencana mulai dioperasikannya kampus II IAIN Palu di Desa Pombewe.
"Kita Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi dan seluruh masyarakat mempunyai kesyukuran yang sangat besar, dengan dibangunnya kampus II IAIN Palu di Kabupaten Sigi," ucap Muh Basir.
Ia mengemukakan dengan dibangunnya gedung pendidikan Kampus II IAIN Palu di Sigi, akan besar manfaatnya bagi masyarakat.
Wujudnya adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan mutu dan kualitas belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam dunia kerja, yang tentu menjadi dambaan semua.
Gedung pendidikan IAIN Palu di Desa Pombewe, akan mencetak generasi muda yang siap bersaing dan memiliki kemampuan kerja yang baik, dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang baik.
Muh Basir mengimbau masyarakat Sigi, lebih khusus warga sekitar kampus, agar berpartisipasi secara aktif menjaga ketertiban dan keamanan kampus tersebut.
Masyarakat juga bisa memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dengan keberadaan kampus ini, karena sangat besar peluang ekonomi dari adanya kampus itu.
Rujukan Islam moderat
Sebagai perguruan tinggi yang berciri khas Islam, Rektor IAIN Sagaf mengemukakan perguruan tinggi yang dipimpinnya menggagas visi menjadi pusat kajian Islam moderat di Sulteng.
Dalam Rencana Induk Pengembangan 2019 - 2039, di dalamnya disebutkan bahwa IAIN Palu menjadi pusat rujukan Islam moderat.
Hal itu sejalan dengan visi IAIN Palu, yakni mengembangkan kajian Islam moderat, berbasis integrasi ilmu, spiritualitas dan kearifan lokal.
Hal ini relevan dengan konsep dasar Kementerian Agama dan konsep dasar dalam pengembangan Islam rahmatan lil alamin.
Dalam arah kebijakan dan pengembangan akademik, IAIN Palu mengusung tiga konsep besar yang menopang visi tersebut.
Tiga konsep itu, integrasi ilmu pengetahuan di antaranya integrasi ilmu agama dan umum serta sains, kemudian spiritualitas dan moderasi beragama, kearifan lokal.
"Kami biasa menyebutnya dengan tagline kemoderatan, keislaman dan lokal wisdom," ungkapnya.
Menjadi pusat kajian Islam moderat di Sulteng merupakan satu bentuk kontribusi nyata IAIN Palu dalam eksistensinya di masyarakat.
Sejalan dengan itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Rusli Dg Palabbi menyebut IAIN Palu, harus menjadi pusat kajian Islam di provinsi tersebut.
IAIN Palu sebagai perguruan tinggi negeri representasi Islam, bukan hanya dituntut untuk membangun fasilitas akademik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam proses belajar dan mengajar, tetapi juga dituntut menjadi pusat kajian Islam terpadu di Sulteng.
Pendidikan Islam yang ada di IAIN Palu merupakan bagian integral atau bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.
Karena itu, perguruan tinggi Islam seperti IAIN Palu memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis, dengan perguruan tinggi umum.
Apalagi perguruan tinggi Islam saat ini, tidak semata-mata melakukan kajian-kajian Islam saja, tetapi harus lebih dari itu.
Perguruan tinggi Islam seperti IAIN Palu harus menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan teori-teori ilmu pengetahuan modern, dan dinamisasi zaman yang begitu cepat.
Mengembangkan kampus, bukan hanya membangun gedung kuliah, tetapi yang lebih penting membangun manusia di dalamnya.*
Artinya, kemajuan pembangunan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat ditopang oleh perguruan tinggi yang memberikan sumbangsih pemikiran akademis.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, satu perguruan tinggi keagamaan Islam negeri di bawah naungan Kementerian Agama, yang menjadi "pencetak" sumber daya manusia unggul untuk kemajuan daerah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof Nizar MAg menyatakan IAIN Palu, Sulawesi Tengah, harus terus mewujudkan eksistensinya dalam membangun masyarakat.
Kampus IAIN Palu ini harus terus mewujudkan eksistensi dirinya dalam pengembangan, serta dalam peran dan fungsi dalam kontribusi terhadap pembangunan masyarakat.
Eksistensi itu perlu diikutkan dengan memaksimalkan peran dalam membangun peradaban masyarakat, pembangunan manusia Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat Kabupaten Sigi.
Kontribusi dari IAIN Palu dalam pembangunan manusia, kata Nizar, sangat dinanti-nanti oleh semua pihak.
Dia berharap besar IAIN Palu bisa memberikan manfaat besar terhadap bangsa dan negara.
IAIN Palu saat ini mengembangkan kampus di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Pengembangan kampus itu dilatarbelakangi oleh beberapa alasan yang mendasar.
Di antaranya, luas lahan yang dimiliki IAIN Palu di Jalan Ponegoro, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, hanya kurang lebih lima hektare. Terlalu kecil untuk menjadi kampus yang ideal.
Agar kegiatan akademik yang didukung dengan ketersediaan sarana prasarana yang memadai bisa berjalan maksimal, maka pengembangan dilakukan di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, yang saat ini luas lahannya mencapai 21 hektare.
Namun, untuk memaksimalkan peran dan fungsi perguruan tinggi dalam pengembangan, baik secara kelembagaan maupun akademik, dibutuhkan dukungan para pihak utamanya pemerintah.
Butuh dukungan
IAIN Palu menyadari pengembangan kelembagaan dan peningkatan mutu akademik tidak dapat dilakukan secara parsial.
"Kami sangat berharap dukungan dari Kementerian Agama, Pemprov Sulteng, dan Pemda Kabupaten Sigi berkaitan dengan pengembangan kampus ini di Sigi," ujar Rektor IAIN Palu Prof Dr Sagaf S Pettalongi MPd.
Kementerian Agama memastikan IAIN Palu mendapat suntikan dana yang bersumber dari Surat Berharga Syariat Negara (SBSN), untuk pembangunan fasilitas dan sarana prasarana akademik.
Kemenag menyatakan pembangunan sarana prasarana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah naungan Kemenag yang dibiayai dari Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) terus mengalami peningkatan.
"Sejak 2014 sampai sekarang terus mengalami kenaikan yang signifikan," ucap Nizar.
Khusus perguruan tinggi keagamaan Islam, biaya yang dipergunakan untuk peningkatan sarana prasarana pada tahun 2020 dari SBSN secara nasional senilai Rp 1,5 triliun.
Untuk tahun 2021, Kemenag mengalokasikan anggaran senilai Rp220 miliar untuk program peningkatan mutu sarana, sementara untuk peningkatan sarana prasarana Rp1,05 triliun secara nasional.
Lewat skema pembiayaan SBSN dari Kemenag, IAIN Palu membangun tujuh gedung, masing-masing gedung perkuliahan enam gedung dan satu gedung pelayanan administrasi yang semuanya berlantai tiga.
Pembangunan tujuh gedung tersebut dimulai sejak tahun 2017. Namun, dua gedung berlantai tiga yang dibangun di tahun 2017, terdampak gempa pada September 2018.
Kemudian, IAIN Palu kembali melakukan pembangunan lima gedung berlantai tiga di tahun 2019 dan 2020 dengan kapasitas ruang kelas belajar mencapai 48 ruang kelas.
"Jadi saya rasa ini patut kita syukuri bersama pembangunan sarana prasarana yang bersumber dari SBSN," kata Nizar.
Menyadari pentingnya keberadaan dan peran serta fungsi IAIN Palu dalam menopang pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten Sigi, maka pemerintah Kabupaten Sigi siap menambah luas lahan untuk pengembangan kampus tersebut.
"Kami siap menambah luas lahan IAIN Palu," ucap Pelaksana Harian Bupati Sigi Muh Basir.
IAIN Palu saat ini memiliki lahan seluas 21 hektare di Desa Pombewe yang telah digunakan untuk membangun fasilitas kampus berupa tujuh gedung perkuliahan dan pelayanan akademik.
Rektor IAIN Palu Prof Sagaf Pettalongi menyatakan telah berkomunikasi dengan Bupati Sigi Mohamad Irwan mengenai pengembangan kampus yang butuh dukungan lahan.
Respons Bupati Sigi saat itu sangat positif yakni akan menghibahkan sekitar 40 hektare lahan di sekitar IAIN di Pombewe.
Plh. Bupati Sigi Muh Basir mengemukakan bahwa lahan milik Pemkab Sigi yang ada di sekitar IAIN Palu di Pombewe seluas 320 hektare.
"Namun, sebagian dari luas lahan tersebut sudah digunakan untuk pembangunan hunian tetap (Huntap) untuk percepatan pemulihan setelah gempa dan likuefaksi Sigi," ucap Muh Basir.
Aktifkan Kampus II
Karena tuntutan yang begitu besar, serta sarana berupa gedung perkuliahan dan gedung pelayanan akademik telah tersedia di kampus II, maka IAIN Palu memastikan akan segera mengaktifkan kampus tersebut.
Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan sudah akan berkantor di Kampus II untuk tahun ajaran ini.
Fakultas Tarbiyah merupakan fakultas dengan jumlah mahasiswa terbesar yaitu 2.700 mahasiswa lebih dari total keseluruhan mahasiswa IAIN Palu sebanyak 9.000 lebih.
Karena itu, pemindahan mahasiswa Fakultas Tarbiyah ke Kampus II akan dilakukan secara bertahap.
Pemkab Sigi merespon positif rencana mulai dioperasikannya kampus II IAIN Palu di Desa Pombewe.
"Kita Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi dan seluruh masyarakat mempunyai kesyukuran yang sangat besar, dengan dibangunnya kampus II IAIN Palu di Kabupaten Sigi," ucap Muh Basir.
Ia mengemukakan dengan dibangunnya gedung pendidikan Kampus II IAIN Palu di Sigi, akan besar manfaatnya bagi masyarakat.
Wujudnya adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan mutu dan kualitas belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam dunia kerja, yang tentu menjadi dambaan semua.
Gedung pendidikan IAIN Palu di Desa Pombewe, akan mencetak generasi muda yang siap bersaing dan memiliki kemampuan kerja yang baik, dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang baik.
Muh Basir mengimbau masyarakat Sigi, lebih khusus warga sekitar kampus, agar berpartisipasi secara aktif menjaga ketertiban dan keamanan kampus tersebut.
Masyarakat juga bisa memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dengan keberadaan kampus ini, karena sangat besar peluang ekonomi dari adanya kampus itu.
Rujukan Islam moderat
Sebagai perguruan tinggi yang berciri khas Islam, Rektor IAIN Sagaf mengemukakan perguruan tinggi yang dipimpinnya menggagas visi menjadi pusat kajian Islam moderat di Sulteng.
Dalam Rencana Induk Pengembangan 2019 - 2039, di dalamnya disebutkan bahwa IAIN Palu menjadi pusat rujukan Islam moderat.
Hal itu sejalan dengan visi IAIN Palu, yakni mengembangkan kajian Islam moderat, berbasis integrasi ilmu, spiritualitas dan kearifan lokal.
Hal ini relevan dengan konsep dasar Kementerian Agama dan konsep dasar dalam pengembangan Islam rahmatan lil alamin.
Dalam arah kebijakan dan pengembangan akademik, IAIN Palu mengusung tiga konsep besar yang menopang visi tersebut.
Tiga konsep itu, integrasi ilmu pengetahuan di antaranya integrasi ilmu agama dan umum serta sains, kemudian spiritualitas dan moderasi beragama, kearifan lokal.
"Kami biasa menyebutnya dengan tagline kemoderatan, keislaman dan lokal wisdom," ungkapnya.
Menjadi pusat kajian Islam moderat di Sulteng merupakan satu bentuk kontribusi nyata IAIN Palu dalam eksistensinya di masyarakat.
Sejalan dengan itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Rusli Dg Palabbi menyebut IAIN Palu, harus menjadi pusat kajian Islam di provinsi tersebut.
IAIN Palu sebagai perguruan tinggi negeri representasi Islam, bukan hanya dituntut untuk membangun fasilitas akademik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam proses belajar dan mengajar, tetapi juga dituntut menjadi pusat kajian Islam terpadu di Sulteng.
Pendidikan Islam yang ada di IAIN Palu merupakan bagian integral atau bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.
Karena itu, perguruan tinggi Islam seperti IAIN Palu memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis, dengan perguruan tinggi umum.
Apalagi perguruan tinggi Islam saat ini, tidak semata-mata melakukan kajian-kajian Islam saja, tetapi harus lebih dari itu.
Perguruan tinggi Islam seperti IAIN Palu harus menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan teori-teori ilmu pengetahuan modern, dan dinamisasi zaman yang begitu cepat.
Mengembangkan kampus, bukan hanya membangun gedung kuliah, tetapi yang lebih penting membangun manusia di dalamnya.*