Kota Makassar tertinggi pertambahan kasus COVID-19 di Sulsel

id penambahan pasien baru, Sulawesi Selatan, satgas covid, kota makassar, KM Umsini

Kota Makassar tertinggi pertambahan kasus COVID-19 di Sulsel

Petugas memeriksa kondisi tempat tidur di atas KM Umsini yang bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/7/2021). Kapal PT Pelni (Persero) dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/wsj.

Makassar (ANTARA) - Jumlah kasus terkonfirmasi positif di Sulawesi Selatan per 25 Juli 2021, tercatat bertambah 880 pasien baru, dengan akumulasi pasien sebanyak 77.248 kasus, dan Sulsel berada di peringkat ke-12 secara nasional sesuai data media harian COVID-19, Kementerian Kesehatan yang diterima, Ahad.

Sementara data harian perkembangan info Satgas COVID-19 Provinsi Sulawesi Selatan dilansir per 24 Juli 2021 (hari ke-429), tercatat kasus baru mencapai 815 pasien dari jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 4.188 sampel, dengan total akumulasi 76.368 kasus.

Kota Makassar menjadi salah satu daerah zona merah yang memberikan kontribusi besar atas paparan COVID-19 sebanyak 372 kasus, disusul Kabupaten Gowa 67 kasus, Luwu Utara 55 kasus, Toraja 41 kasus, Bulukumba 34 kasus dan Toraja Utara 32 kasus.

Kabupaten Pangkep 30 kasus, Takalar 27 kasus, Barru 26 kasus, Bone 21 kasus, Maros 15 kasus, Jeneponto 14 kasus, Pinrang 12 kasus. Kabupaten Bantaeng, Sinjai dan Kota Palopo masing-masing 10 kasus.

Di Kabupaten Luwu Timur, ditemukan sembilan kasus, Kota Pare-pare dan Kabupaten Soppeng delapan kasus, Kepulauan Selayar enam kasus, Luwu empat kasus, Wajo tiga kasus, Enrekang satu kasus, sedangkan Kabupaten Sidrap nihil.

Kendati terjadi penambahan pasien baru, angka kesembuhan pasien juga mengalami peningkatan mencapai 427 pasien, dari total pasien sembuh sebanyak 67.026 orang.

Untuk pasien meninggal dunia bertambah tujuh orang dengan akumulasi 1.184 orang meninggal dunia disebabkan COVID-19, beserta penyakit penyertanya. Untuk Reproduksi Number (Rt) berada di angka 1,11 menurun dari data per 18 Juni, sebesar 1,19.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meminta maaf, walaupun telah bekerja secara maksimal dengan menurunkan tiga tim satgas melalui program Makassar Recovery, belum mampu menekan laju penularan COVID-19 secara signifikan.

Selain itu, status Kota Makassar kini menjadi zona merah, begitupun status bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit berada di level oranye.

"Status keterisian rumah sakit (BOR) kita masih oranye. Dari lima kategori, ada satu yang merah," kata pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu.

Begitu juga dengan temuan tim di lapangan menunjukkan hasil yang cukup baik, yakni masih didominasi kluster keluarga.

Pemkot Makassar pun telah menyiapkan KM Umsini milik PT Pelni sebagai tempat isolasi mandiri. Kemungkinan besar pasien membludak bila sudah diaktifkan sejalan dengan pertambahan pasien baru berstatus tanpa gejala.*