Dinkes: Pasien COVID-19 di Palu tersisa 210 orang

id Penanganan COVID-19, Omicron, vaksinasi, Pemkotpalu, dinkespalu,Surveilans,Sulteng, Rochmat Jasin

Dinkes: Pasien COVID-19 di Palu  tersisa 210 orang

Ilustrasi- Sejumlah warga menunggui keluarganya yang dirawat di tenda darurat di halaman Rumah Sakit Anutapura, Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu menyebut, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah saat ini masih tersisa 210 orang sejak sepekan terakhir.

Jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Palu hingga sekarang menurun dibanding dengan data sebelumnya tercatat 400 kasus aktif.
 
"Kasus aktif di Palu terus melandai sebagaimana data-data yang kami himpun dari sejumlah Rumah Sakit yang menjadi tempat perawatan pasien COVID," kata Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kota Palu Rochmat Jasin yang dihubungi di Palu, Jumat (25/3).
 
Rochmat memaparkan, dari 210 kasus aktif 74 orang di antaranya sedang menjalani perawatan di ruang isolasi.

Serta sebanyak 18 pasien dirawat di RS Undata, sembilan pasien di RS Madani, 23 pasien di RS Anutapura, sembilan pasien di RS Sindho, tujuh pasien di RS Bhayangkara dan sembilan pasien di RS Woodward, serta 136 orang lainnya menjalani isolasi mandiri.
 
Menurut dia, penanganan COVID-19 turus menunjukkan progres yang baik sehingga dua pekan terakhir dari 700 kasus, Palu mampu menekan angka 210 kasus.
 
"Melandainya kasus tidak terlepas dari kerja keras para pihak yang secara teknis terlibat dalam upaya penanganan dan pencegahan, oleh karena itu diharapkan pekan-pekan selanjutnya semakin tertekan di angka paling rendah hingga nol kasus," ujar Rochmat.
Ketua Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kota Palu, Rochmat Jasin. ANTARA/Moh Ridwan
Ia mengemukakan, hingga kini tim Surveilans masih tetap melaksanakan tugas 3T (testing, tracing dan treatmen) sebagai upaya deteksi dini kemungkinan penularan kasus baru.
 
Sebab, dengan upaya 3T, menurut Rochmat, dinilai cukup efektif dalam memantau fluktuasi atau naik turunnya kasus.

Untuk data-data yang dihimpun selanjutnya akan dijadikan acuan oleh pemerintah setempat untuk berbagai intervensi penanganan COVID-19.

"Berdasarkan data yang dihimpun, risiko kematian pada puncak gelombang ketiga atau dampak COVID varian baru Omicron khususnya warga Palu tahun 2022 rendah tidak kurang dari 10 kasus untuk sementara, jika dibandingkan. pada gelombang kedua tahun 2021 kasus kematian 183 kasus dan tahun 2020 sebanyak 43 kasus," papar Rochmat.

Ia menambahkan, melandainya kasus aktif sejalan dengan meningkatnya capaian vaksinasi pada dosis pertama 99,3 persen atau 263,497 jiwa dan vaksinasi dosis kedua mencapai angka 72,7 persen atau 192,877 jiwa tadi tegar sasaran 265,462 jiwa.
 
"Vaksinasi perlu digenjot agar herd immunity atau kekebalan kelompok cepat terwujud. Memasuki bulan Ramadhan kami terus menggenjot upaya pencegahan agar warga tidak terganggu melaksanakan ibadah puasa,"demikian Rochmat.