Kadin Donggala luncurkan program kerjasama jagung 4.0 petani makmur

id Kadin Donggala,Rahmad Arsyad, pertanian, petani makmur, jagung, Sulteng

Kadin Donggala luncurkan program kerjasama jagung 4.0 petani makmur

Ketua Kadin Kabupaten Donggala, Rahmad M Arsyad (baju putih kiri) bersama jajaran berpose bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah, Nelson Metubun (kedua kanan) usai meluncurkan program corn collaboration 4.0 petani makmur bertempat di Kota Palu, Selasa (7/3/2023). ANTARA/Kristina Natalia

Palu (ANTARA) -
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah meluncurkan program Sulteng kolaborasi pertanian atau corn collaboration 4.0 petani makmur sebagai program lanjutan dalam meningkatkan ekonomi.

Ketua Kadin Donggala Rahmad M Arsyad   mengatakan di Palu, Selasa, dalam pengembangan produktivitas pertanian, pihaknya menggandeng Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan PT Petrokimia Gresik dan Syngent sebagai mitra kerja di wilayah Donggala dan Kabupaten Buol.

Baca juga: Kadin Donggala dan Petrokimia bermitra tingkatkan produktivitas pertanian

"Tahap awal program ini masih menyasar Donggala dan Buol, dan kami mendorong secara perlahan program petani makmur bisa menjangkau lebih luas," ujarnya.

Dikemukakannya, ada tiga hal yang menjadi konsentrasi Kadin Donggala yakni, pendampingan petani melibatkan mahasiswa untuk melakukan pelatihan dan mendorong perbaikan pertanian mulai dari uji tanah sampai pada tahap pascapanen.

"Kami juga mendorong pasar yang melibatkan BUMN untuk membeli produk dan mendorong program ketahanan pangan desa untuk komoditas palawija, padi maupun jagung sebagai kebutuhan pangan desa," ucapnya.

Baca juga: Jagung-kedelai tanaman utama di kawasan pangan nusantara Sulteng

Ia menjelaskan, Sulteng corn collaboration 4.0 petani makmur juga membuka akses industri peternakan maupun pakan untuk mengolah hasil limbah pertanian menjadi produk pakan ternak.

Olehnya, dengan cara ini tentu tercipta program berkesinambungan yang satu sama lain saling membutuhkan, hal ini sejalan dengan program Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pertanian terpadu.

"Petani bisa mendapat dua keuntungan dari hasil produksi dan limbah pertanian dimanfaatkan untuk pakan ternak," ucapnya.

Ia mengaku, tantangan saat ini dihadapi pihaknya adalah merubah cara berpikir petani, bukan hanya sekedar bertani tetapi ikut ambil bagian sebagai pelaku usaha pertanian.

Dengan harapan melalui program ini, dampaknya tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi juga dapat membantu pemerintah daerah menekan angka kemiskinan.

"Dari program ini secara tidak langsung melawan kemiskinan, karena yang didorong adalah tingkat kesejahteraan petani, yang mana petani saat ini juga mendapat kemudahan meningkatkan produktivitas melalui fasilitas dana kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah disediakan pemerintah," katanya.