Ketua MPR dorong pemberdayaan UMKM di Indonesia

id MPR,Bambang Soesatyo,UMKM,KUKMI,pemberdayaan ekonomi

Ketua MPR dorong pemberdayaan UMKM di Indonesia

Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima kunjungan Pengurus KUKMI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/11/2023). ANTARA/HO-Humas MPR.

Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.

"Dukungan terhadap UMKM, tidak lepas karena keberadaan UMKM sebagai bangun perekonomian, yang selaras dengan amanat konstitusi pasal 33 ayat 4, dimana salah satu aspek fundamental yang mendasari penyelenggaraan perekonomian nasional adalah prinsip kemandirian," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pemerintahan Presiden Joko Widodo telah banyak memberikan perhatian kepada UMKM. Salah satunya, terlihat dari pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pertumbuhan KUR sebesar Rp178,07 triliun pada tahun 2020 dan sebesar Rp192,59 triliun pada tahun 2021.

Saat ini, Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM menargetkan penyaluran KUR pada tahun 2023 mencapai Rp297 triliun. Realisasinya hingga September 2023 telah mencapai Rp177,54 triliun.

"Masih menyisakan sekitar Rp119,46 triliun," ujarnya, saat menerima pengurus Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI).

Bamsoet menjelaskan data tersebut juga menunjukkan, bahwa para pelaku UMKM sangat membutuhkan suntikan dana dalam mengembangkan usahanya. Karena itu, siapapun yang nantinya menggantikan Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin nasional, harus tetap melanjutkan program KUR.

Bahkan dia berharap, dapat memberikan pemberian kredit kepada para pelaku usaha ultra mikro, yang berada di lapisan terbawah dan belum difasilitasi KUR atau non perbankan.

Dia menegaskan keberpihakan terhadap UMKM merupakan keniscayaan dan keharusan. Khususnya dalam hal pemberdayaan, baik dari sisi permodalan maupun dari sisi pengembangan kapasitas usaha.

"UMKM terbukti mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang besar, sekaligus solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran," jelasnya.

Kata Bamsoet, selama ini UMKM telah menjadi tulang punggung dan pilar penting dalam perekonomian nasional. Tercermin dari fakta, sekitar 99 persen dari keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia bergerak di sektor UMKM. Menyerap 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional dan berkontribusi 60,5 persen terhadap PDB.

Bamsoet juga mengingatkan masih banyaknya tantangan yang dihadapi UMKM. Kinerja dan kontribusi UMKM masih perlu dioptimalkan, salah satunya melalui program transformasi digital. Hingga Juni 2023, sekitar 22,7 juta UMKM di Indonesia sudah masuk pada ekosistem digital. Namun angka tersebut baru merepresentasikan sekitar 35 persen dari total UMKM yang ada.

"UMKM tidak hanya dituntut menjadi entitas ekonomi yang kreatif, tetapi juga memiliki daya saing dan mampu menjangkau pasar global," harap Bamsoet.