Belasan warga Muslim Rohingya tewas akibat serangan tentara Myanmar
Ankara (ANTARA) - Serangan artileri tentara Myanmar di barat negara bagian Rakhine menewaskan belasan Muslim Rohingya, kata menurut seorang aktivis hak asasi manusia pada Sabtu.
Menurut Ro Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Rohingya Merdeka, sebuah jaringan payung pengungsi Rohingya, militer Myanmar membidik masyarakat yang tinggal di desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo dalam dua hari terakhir.
“Belasan warga Rohingya TERBUNUH & puluhan lainnya luka-luka dalam dua hari. Militer Myanmar menembakkan artileri ke desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo di negara Bagian Rakhine pada Kamis dan Jumat,” kata Lwin pada X.
“Di tengah pertempuran antara Tentara Arakan dan militer Myanmar, korban penduduk Rohingya banyak sekali dan menjadi sasaran,” katanya menambahkan.
Pada 2017, eksodus massal warga Rohingya dipicu oleh aksi brutal militer Myanmar terhadap minoritas Muslim di negara Asia Tenggara tersebut.
Sejak itu, sekitar 1,2 juta orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk hidup dalam situasi genting di kamp pengungsi terbesar di dunia di Cox's Bazar.
Saat ini, setidaknya terdapat tiga kelompok etnis bersenjata, yang bersatu di bawah Aliansi Persaudaraan. Sejak akhir Oktober mereka bertempur melawan rezim junta untuk menguasai bagian utara Myanmar.
Myanmar berada diperintah junta sejak Februari 2021. Militer negeri itu yang dikenal sebagai Tatmadaw, menghadapi perlawanan sengit dari berbagai kelompok etnis di banyak wilayah di negara mayoritas Buddha tersebut.
Sumber: Anadolu
Menurut Ro Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Rohingya Merdeka, sebuah jaringan payung pengungsi Rohingya, militer Myanmar membidik masyarakat yang tinggal di desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo dalam dua hari terakhir.
“Belasan warga Rohingya TERBUNUH & puluhan lainnya luka-luka dalam dua hari. Militer Myanmar menembakkan artileri ke desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo di negara Bagian Rakhine pada Kamis dan Jumat,” kata Lwin pada X.
“Di tengah pertempuran antara Tentara Arakan dan militer Myanmar, korban penduduk Rohingya banyak sekali dan menjadi sasaran,” katanya menambahkan.
Pada 2017, eksodus massal warga Rohingya dipicu oleh aksi brutal militer Myanmar terhadap minoritas Muslim di negara Asia Tenggara tersebut.
Sejak itu, sekitar 1,2 juta orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk hidup dalam situasi genting di kamp pengungsi terbesar di dunia di Cox's Bazar.
Saat ini, setidaknya terdapat tiga kelompok etnis bersenjata, yang bersatu di bawah Aliansi Persaudaraan. Sejak akhir Oktober mereka bertempur melawan rezim junta untuk menguasai bagian utara Myanmar.
Myanmar berada diperintah junta sejak Februari 2021. Militer negeri itu yang dikenal sebagai Tatmadaw, menghadapi perlawanan sengit dari berbagai kelompok etnis di banyak wilayah di negara mayoritas Buddha tersebut.
Sumber: Anadolu