Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pengembang proyek energi surya, SUN Energy menerapkan operasional bisnis rendah karbon dengan mengompensasi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas bisnis sepanjang 2023.
“Kami menginisiasi aksi mitigasi emisi yang tidak dapat kami hindari dengan offsetting, yakni kami telah mengompensasi karbon sebesar 69 ton CO2 dari perkiraan 700 perjalanan bisnis yang menunjang operasional bisnis,” kata Group Head of Marketing SUN Energy Anggita Pradipta di Jakarta, Kamis.
Dalam hal itu, lanjut Anggita, khususnya terkait dengan proses instalasi proyek pembangkit listrik tenaga suya (PLTS) atap yang menjadi bisnis utama perusahaan.
Perusahaan menggandeng CarbonShare sebagai mitra untuk mewujudkan operasional rendah karbon melalui layanan perhitungan jejak karbon dan carbon offset.
CEO Carbonshare Faelasufa menjelaskan melalui kolaborasi ini, pihaknya tidak hanya menghitungkan emisi gas rumah kaca dari perjalanan bisnis SUN Energy, namun juga menawarkan certified carbon credits berkualitas dari proyek perlindungan hutan di Indonesia.
Carbonshare juga berpartisipasi mendukung proyek-proyek yang telah tervalidasi dan terverifikasi agar dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas setempat.
“Kemitraan ini bukan hanya sekadar kerja sama bisnis, tetapi juga sebuah komitmen untuk mengubah paradigma industri menuju praktik yang lebih ramah lingkungan,” ujar Faelasufa.
Melalui kolaborasi yang dijalin, SUN Energy dan CarbonShare berharap bahwa kesadaran akan operasional yang berkelanjutan dapat diimplementasikan oleh para pelaku bisnis.
Hal itu utamanya dengan upaya transisi energi rendah karbon dan ditambah dengan opsi carbon offsetting untuk emisi yang tidak dapat direduksi (unabated emission).
Dengan begitu, upaya tersebut dapat menjadi langkah nyata kepedulian korporasi terhadap lingkungan sebagai implementasi konsep Environmental, Social & Governance atau ESG yang dapat menjadi nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.