ASEAN Schools Sports Council (ASSC) menyebut wushu bakal jadi cabang olahraga baru yang dipertandingkan dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2025 di Brunei Darussalam.
Dalam laman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin, Management Committee Meeting ke-57 ASEAN Schools Sports Council (ASSC) di Muong Thanh Grand Hotel, Da Nang, Vietnam itu dipimpin Indonesia melalui Bayu Rahadian selaku Presiden Country ASSC.
Ia membeberkan, sebelumnya wushu tidak dipertandingkan dalam ASG Vietnam 2024 yang sedang berlangsung, tetapi setelah disepakati oleh forum dalam rapat tersebut, cabang olahraga itu akan dipertandingkan mulai tahun depan.
Sedangkan untuk pencak silat, lanjut Bayu, akan naik status menjadi identified sport dari sebelumnya yang hanya additional sport.
Lebih lanjut dia membeberkan, alasan kedua olahraga itu akan menjadi cabang olahraga utama ASG karena memiliki peminat yang terus meningkat di negara-negara Asia Tenggara.
Bayu menjelaskan, forum itu turut membahas kebijakan terkait pengembangan sekolah olahraga atau sentra latihan pelajar di masing-masing negara sebagai upaya untuk mengembangkan ASG ke depan.
Selain itu, sejumlah isu krusial dan penting, seperti belum adanya kepastian tuan rumah penyelenggaraan ASG untuk 2026 juga dibahas oleh forum.
"Tuan rumah ASG pada 2026 harusnya sudah ditetapkan, untuk sementara kami mengharapkan Myanmar dan pada 2027 kami mengharapkan Thailand menjadi tuan rumah," ujar Bayu.
Dalam Management Committee Meeting ke-57 ASEAN Schools Sports Council (ASSC) turut dilakukan upacara serah terima kepemimpinan Presiden ASSC dari Indonesia kepada Laos.
Kegiatan President Hand Over Ceremony itu ditandai penyerahan bendera ASSC dari Bayu Rahadian kepada Kingmano Phommahaxay dari Deputi Kementerian Pendidikan dan Olahraga yang juga Presiden Federasi Olahraga Pelajar Laos.
Ia membeberkan, sebelumnya wushu tidak dipertandingkan dalam ASG Vietnam 2024 yang sedang berlangsung, tetapi setelah disepakati oleh forum dalam rapat tersebut, cabang olahraga itu akan dipertandingkan mulai tahun depan.
Sedangkan untuk pencak silat, lanjut Bayu, akan naik status menjadi identified sport dari sebelumnya yang hanya additional sport.
Lebih lanjut dia membeberkan, alasan kedua olahraga itu akan menjadi cabang olahraga utama ASG karena memiliki peminat yang terus meningkat di negara-negara Asia Tenggara.
Bayu menjelaskan, forum itu turut membahas kebijakan terkait pengembangan sekolah olahraga atau sentra latihan pelajar di masing-masing negara sebagai upaya untuk mengembangkan ASG ke depan.
Selain itu, sejumlah isu krusial dan penting, seperti belum adanya kepastian tuan rumah penyelenggaraan ASG untuk 2026 juga dibahas oleh forum.
"Tuan rumah ASG pada 2026 harusnya sudah ditetapkan, untuk sementara kami mengharapkan Myanmar dan pada 2027 kami mengharapkan Thailand menjadi tuan rumah," ujar Bayu.
Dalam Management Committee Meeting ke-57 ASEAN Schools Sports Council (ASSC) turut dilakukan upacara serah terima kepemimpinan Presiden ASSC dari Indonesia kepada Laos.
Kegiatan President Hand Over Ceremony itu ditandai penyerahan bendera ASSC dari Bayu Rahadian kepada Kingmano Phommahaxay dari Deputi Kementerian Pendidikan dan Olahraga yang juga Presiden Federasi Olahraga Pelajar Laos.