Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mencatat hingga pekan ke-22 tahun 2024 terdapat hampir 120 ribu kasus dengue dan angka tersebut melebihi total kasus dengue pada 2023 yang hanya 114.700.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyebut bahwa kematian akibat dengue pada 2024 sejauh ini sudah 777, sementara pada 2023 sebanyak 894 kasus.
"Kalau kita lihat di sini, jumlah paling banyak, tetap paling banyak adalah Jawa Barat. Kemudian tahun ini disusul DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah," ujar Imran dalam temu media "Asean Dengue Day 2024" yang disiarkan di Jakarta, Jumat.
Adapun untuk kasus kematian, ujarnya, Jawa Barat tertinggi, dan disusul Jawa Tengah, lalu Jawa Timur.
"DKI malah nggak muncul di sini. Kalau saya sih melihat sebetulnya kunci penanganannya, di DKI ini begitu terdeteksi orang demam berdarah, langsung masuk, opname. Karena kalau disuruh pulang, kita susah untuk melakukan monitoring," katanya.
Menurut dia, dalam penanganan dengue, yang terpenting adalah komitmen pemerintah, kolaborasi, serta inovasi-inovasi. Dia menilai komitmen pemerintah daerah penting karena mereka yang memiliki kendali di daerahnya.
Dia mencontohkan Kupang dan Probolinggo sebagai kesuksesan dalam menurunkan kasus DBD. Kupang, ujarnya, kasusnya turun pada 2022 dan 2023, karena setiap Jumat wali kotanya meminta semua ASN untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak.
Adapun Probolinggo, katanya, turun karena Pj Bupatinya setiap Jumat berkeliling untuk melihat pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk.
Dalam kesempatan itu, Imran menjelaskan bahwa meski siklus bulanan aedes aegypti sudah lewat, namun risiko terjadinya penyebaran demam berdarah tetap tinggi sepanjang tahun, karena suhu dan cuaca sudah tidak menentu lagi.
Dia menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut bahwa puncak kemarau pada Juli dan Agustus, dan nyamuk aedes aegypti sering menggigit apabila suhunya meningkat.
Di sisi lain, katanya, hujan saat ini tidak menentu. Contohnya hujan hari ini, namun lima hari selanjutnya tidak hujan. Menurut dia, hal tersebut berbahaya, karena genangan air tidak tergantikan, sehingga menjadi tempat untuk nyamuk berkembang biak.
Berita Terkait
Pemkab Sigi ingatkan pentingnya SOP dalam layanan kesehatan
Rabu, 18 Desember 2024 15:30 Wib
Menkes gencarkan penemuan kasus untuk eliminasi TB 2030
Senin, 16 Desember 2024 10:32 Wib
Irwan Lapatta ingatkan Dinkes tingkatkan layanan kesehatan warga
Senin, 16 Desember 2024 9:20 Wib
LPKA-Palu fasilitasi anak binaan terima pemeriksaan kesehatan lanjutan
Senin, 16 Desember 2024 9:19 Wib
Pemprov-Sulteng harap IDAI bantu optimalisasi pelayanan kesehatan anak
Sabtu, 14 Desember 2024 20:48 Wib
IMIP Wellness, Program peningkatan kesehatan di PT IMIP untuk Karyawan
Sabtu, 14 Desember 2024 20:45 Wib
Pemkab Sigi ajak semua perangkat daerah dukung program kesehatan
Sabtu, 14 Desember 2024 19:30 Wib
Pemkot-Palu bangun kolaborasi lintas sektor untuk penguatan UHC
Kamis, 12 Desember 2024 20:47 Wib