Pengurus IMI: Atlet PON asal Sulteng belum mendapatkan uang saku
Palu (ANTARA) - Pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sulawesi Tengah Helmi Umar menyatakan seluruh atlet yang bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 belum mendapatkan uang saku.
"Kasihan atlet berangkat ke PON dengan tangan kosong. Di bandara atlet banyak kelaparan karena mau beli makanan tidak ada uang saku," katanya saat dihubungi dari Palu, Rabu.
Menurut Helmi, tim satuan tugas (Satgas) yang dibentuk oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura seharusnya bisa mencarikan solusi untuk menjawab keresahan para atlet PON. Namun sayangnya, sampai saat ini belum juga ada solusi terkait uang saku atlet tersebut.
"Oleh Satgas dijanjikan sampai di Aceh-Medan uang saku dibagikan, namun sampai saat ini belum juga cair. Mereka di sini sangat resah dan kecewa," ujarnya.
Helmi menuturkan berdasarkan informasi dari Satgas, pencairan uang saku atlet kontingen Sulteng tertunda karena dana dari Pemprov Sulteng belum cair. Dana itu bersumber dari APBD perubahan.
"Harusnya dicarikan solusi untuk penanganan uang saku ini. Kenapa dibentuk Satgas ini oleh gubernur? Karena untuk membantu kekurangan kekurangan selama di PON di Aceh Medan dan kekurangan di PON sebelumnya," jelasnya.
Sementara itu, Ketua KONI Sulteng Nizar Rahmatullah mengaku prihatin dengan keresahan para atlet PON. Kata dia, semenjak pulang dari PON di Papua, konteks prestasi dengan target di atas lima medali emas, seharusnya menjadi prioritas.
"Di sini kita tidak boleh saling menyalahkan, Gubernur Sulteng memerintahkan dana hibah KONI, untuk diarahkan ke Satgas yang mengaturnya semua," ujarnya.
Dia mengungkapkan saat rombongan PON di Papua tahun 2021, sebelum berangkat atlet, uang saku sudah dicairkan seluruhnya. Apalagi yang mendapatkan bonus, sebelum mereka pulang ke rumah, bonus sudah dibagikan kepada atlet dan pelatih.
Diketahui, hingga Rabu (11/9) pagi, kontingen Sulteng berada di peringkat 28 klasemen perolehan medali dengan raihan hanya satu perak. Sementara pada PON 2021 di Papua, Sulteng berada di peringkat 29 dengan satu emas, lima perak dan enam perunggu.
"Kasihan atlet berangkat ke PON dengan tangan kosong. Di bandara atlet banyak kelaparan karena mau beli makanan tidak ada uang saku," katanya saat dihubungi dari Palu, Rabu.
Menurut Helmi, tim satuan tugas (Satgas) yang dibentuk oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura seharusnya bisa mencarikan solusi untuk menjawab keresahan para atlet PON. Namun sayangnya, sampai saat ini belum juga ada solusi terkait uang saku atlet tersebut.
"Oleh Satgas dijanjikan sampai di Aceh-Medan uang saku dibagikan, namun sampai saat ini belum juga cair. Mereka di sini sangat resah dan kecewa," ujarnya.
Helmi menuturkan berdasarkan informasi dari Satgas, pencairan uang saku atlet kontingen Sulteng tertunda karena dana dari Pemprov Sulteng belum cair. Dana itu bersumber dari APBD perubahan.
"Harusnya dicarikan solusi untuk penanganan uang saku ini. Kenapa dibentuk Satgas ini oleh gubernur? Karena untuk membantu kekurangan kekurangan selama di PON di Aceh Medan dan kekurangan di PON sebelumnya," jelasnya.
Sementara itu, Ketua KONI Sulteng Nizar Rahmatullah mengaku prihatin dengan keresahan para atlet PON. Kata dia, semenjak pulang dari PON di Papua, konteks prestasi dengan target di atas lima medali emas, seharusnya menjadi prioritas.
"Di sini kita tidak boleh saling menyalahkan, Gubernur Sulteng memerintahkan dana hibah KONI, untuk diarahkan ke Satgas yang mengaturnya semua," ujarnya.
Dia mengungkapkan saat rombongan PON di Papua tahun 2021, sebelum berangkat atlet, uang saku sudah dicairkan seluruhnya. Apalagi yang mendapatkan bonus, sebelum mereka pulang ke rumah, bonus sudah dibagikan kepada atlet dan pelatih.
Diketahui, hingga Rabu (11/9) pagi, kontingen Sulteng berada di peringkat 28 klasemen perolehan medali dengan raihan hanya satu perak. Sementara pada PON 2021 di Papua, Sulteng berada di peringkat 29 dengan satu emas, lima perak dan enam perunggu.