Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memastikan Program Gerak Aksi Inovasi Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu (Tetra Pandu) tahun 2025 akan melibatkan desa penyangga sehingga intervensi penurunan daerah rawan pangan dirasakan secara merata.
Program Tetra Pandu 2025 libatkan desa penyangga
"Dari hasil evaluasi tahun 2024, pelaksanaan inovasi di tahun 2025 akan disempurnakan dengan mekanisme pelibatan daerah penyangga atau desa penyangga, sehingga intervensi penurunan daerah rawan pangan yang dilaksanakan dapat lebih dirasakan secara merata oleh masyarakat," kata Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Provinsi Sulteng Ahfan di Palu, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut pada rapat evaluasi Aksi Inovasi Tetra Pandu 2024 dan perencanaan tahun 2025.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), di Sulawesi Tengah pada 2022 terjadi peningkatan daerah rawan pangan, di mana untuk prioritas 1 meningkat menjadi 25 kecamatan dari empat kecamatan di tahun 2021.
Kemudian, untuk prioritas 2 (rawan) meningkat jadi 26 kecamatan pada tahun 2022 dari 10 kecamatan tahun 2021, dan untuk prioritas 3 (agak rawan) juga meningkat jadi 35 kecamatan pada tahun 2022 dari sebanyak 27 kecamatan di tahun 2021.
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan hasil analisis, penyebab peningkatan daerah rawan pangan yakni jumlah produksi pertanian yang menurun akibat perubahan iklim yang tidak menentu, serta harga pangan naik yang menyebabkan inflasi.
"Dan yang paling utama adalah distribusi pangan yang belum maksimal untuk mencapai daerah-daerah yang membutuhkan pangan, seperti daerah pegunungan, kepulauan, lembah dan wilayah perbatasan," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Sulawesi Tengah memerlukan inovasi dalam rangka intervensi langsung terhadap permasalahan tersebut, yaitu menentukan mekanisme sentra (terminal) pangan dan distribusi (transportasi) pangan untuk meningkatkan masyarakat dalam hal penyediaan, pemanfaatan, dan keterjangkauan pangan.
Inovasi Tetra Pandu ini telah dilaksanakan dengan lokasi desa pilot projek berada di Kabupaten Poso, Tojo Una-Una dan Donggala sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 500.6.1/15.1/BAPPEDA-G.ST/2024 tentang Penetapan Desa Percontohan Inovasi Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu Tahun 2024.
Ia melanjutkan bahwa untuk tahun 2025 lokasi desa pilot projek akan dilaksanakan di Desa Ongulara (peringkat 1 sangat rentan) dengan daerah penyangga Desa Malino Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala.
Kemudian Desa Bainaa Barat (peringkat 1 sangat rentan) dengan daerah penyangga Desa Bainaa, Kecamatan Tinombo, Parigi Moutong, dan Kelurahan Buluri (peringkat 2 rentan), dengan daerah penyangga Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.
Lanjut dia, sebanyak 20 institusi akan terlibat dalam aksi program ini. Untuk itu, ia mengharapkan inovasi ini akan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat, dan menurunkan daerah rawan pangan di Sulawesi tengah.
"Semoga Aksi Inovasi Tetra Pandu yang telah dilaksanakan pada tahun 2024 serta perencanaan di tahun 2025 semakin baik, penuh optimisme dan rasa tanggung jawab dari perangkat daerah yang terlibat. Serta kerja sama seluruh tim pelaksana baik ditingkat provinsi, kabupaten maupun di tingkat desa," ujarnya.