Kota Palu (ANTARA) - TBIG Journalism Fellowship on CSR (JFC) 2025 menggelar pelatihan jurnalistik dengan tema "Pengelolaan Media Siber Berperspektif Multiplatform: Jurnalisme Berkualitas Vs Jurnalisme Clickbait", Senin.
"Meskipun demikian kerja kerja jurnalistik harus tetap dilakukan terutama terkait etika," ujar Pemateri Alexander Sudrajat, Senin.
Menurut Sudrajat, ada beberapa hal dalam jurnalisme berkualitas, yaitu informasi yang akurat, faktual dan terverifikasi kemudian berimbang dan adil, berdampak, memenuhi kode etik jurnalistik serta Sumber yang jelas dan terpercaya.
Sementara, contoh jurnalisme klik bait, seperti satu sumber, minim verifikasi atau sumber tidak jelas.
"Ada beberapa dampak dari jurnalisme klik bait. Seperti hilangnya kepercayaan publik, Materi berita cenderung seragam dan monoton, Disinformasi atau Misinformasi dan merugikan kredibilitas media jangka panjang," jelasnya..
Kerja jurnalistik seperti ini memang kurang baik, saya harap mari kita sedikit demi sedikit menuju praktek kerja jurnalistik yang lebih baik. Memang kita tidak mungkin lepas dari media sosial, tetapi tetap junjung tinnggi etika dalam jurnalis," tambahnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam mengelola media siber secara profesional, etis, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi multiplatform.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) TBIG yang berfokus pada penguatan kapasitas media dan jurnalis di Indonesia.
Para peserta diharapkan mampu menerapkan pengetahuan yang didapat untuk menciptakan ekosistem media digital yang sehat dan bertanggung jawab.