China harap Prancis menentang 'campur tangan' NATO di Asia Pasifik

id Prancis,China,NATO,Asia Pasifik

China harap Prancis menentang 'campur tangan' NATO di Asia Pasifik

Ketua Umum PP Pordasi Aryo Djojohadikusumo (kanan) dan Direktur Jenderal The French Horse and Riding Institute (IFCE) (kiri) menandatangani perjanjian kemitraan strategis olahraga berkuda Indonesia dengan Perancis. Perjanjian tersebut disaksikan oleh pemimpin negara masing-masing, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/05/2025). (ANTARA/HO-PP Pordasi)

Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan harapannya agar Prancis menentang "campur tangan" Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik selama panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

Wang berharap Paris akan "mengambil posisi yang tepat dan menentang campur tangan NATO dalam urusan Asia-Pasifik," menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri di Beijing setelah pembicaraan pada Jumat (6/6).

Menteri Luar Negeri China itu juga mendesak upaya bersama untuk "menjunjung tinggi multilateralisme, menjaga perdagangan bebas, dan menentang praktik unilateral dan intimidasi."

"China mementingkan komitmen Prancis untuk menegakkan kebijakan satu China dan percaya bahwa Prancis akan mempraktikkan komitmen ini," katanya.

Wang Yi juga mengatakan "masalah" Ukraina "secara fundamental berbeda" dari "masalah Taiwan."

Barrot, pada gilirannya, menyatakan penentangan terhadap "perang dagang dan perang tarif."

Prancis "bersedia untuk terus menyelesaikan ketegangan ekonomi dan perdagangan dengan baik melalui konsultasi," kata Barrot.

Barrot mengatakan Paris "selalu menganggap China sebagai teman dan mitra, dengan tegas menjalan kebijakan satu China, dan berharap dapat mempertahankan pertukaran tingkat tinggi dan komunikasi strategis yang erat dengan China."

Kedua pihak menekankan pertukaran antar masyarakat dan budaya untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Barrot dan Wang juga membahas isu-isu internasional seperti "Ukraina, Palestina dan Israel, serta isu nuklir Iran."

Sumber: Anadolu



Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.