Petenis Inggris Tara Moore diskors empat tahun karena doping

id Tenis,Tara moore,Doping

Petenis Inggris Tara Moore diskors empat tahun karena doping

ilustrasi - Bola resmi turnamen tenis dengan bayang-bayang seorang pemain tenis diatas tanah. ANTARA/Shutterstock/pri.

Jakarta (ANTARA) - Petenis Inggris Tara Moore dijatuhi sanksi larangan bertanding selama empat tahun terkait pelanggaran aturan anti-doping, meskipun sebelumnya sempat dinyatakan tidak bersalah.

“Bagi ITIA (International Tennis Integrity Agency/Badan Integritas Tenis Internasional), setiap kasus ditinjau berdasarkan fakta dan situasi masing-masing,” kata CEO ITIA Karen Moorhouse dikutip dari The Athletic, Kamis.

“Standar kami untuk mengajukan banding atas keputusan tingkat pertama sangat tinggi, dan keputusan ini tidak diambil sembarangan.

“Dalam kasus ini, saran ilmiah independen kami menyatakan bahwa si pemain tidak mampu memberikan penjelasan yang memadai atas tingginya kadar nandrolone dalam sampelnya. Putusan hari ini sejalan dengan temuan tersebut. Kami memahami bahwa para pemain dan tim pendukung mungkin punya pertanyaan tentang putusan ini, dan kami akan menjawabnya sepenuhnya setelah meninjau rinciannya.”

Moore (32) awalnya diskors sementara setelah dinyatakan positif mengonsumsi steroid anabolik boldenone dan nandrolone setelah mengikuti turnamen di Kolombia pada April 2022.

Namun, 19 bulan kemudian, sebuah panel independen pada Desember 2023 menyatakan Moore tidak bersalah atau lalai. ITIA mengajukan banding atas putusan itu ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS).

Pada Selasa, CAS mengonfirmasi bahwa mereka memutuskan mendukung banding ITIA, menolak banding balik dari Moore, dan menjatuhkan sanksi larangan bertanding selama empat tahun kepadanya, dikurangi masa skorsing sementara yang telah dijalani.

Moore, yang sebelumnya merupakan petenis ganda nomor satu Inggris, kini tidak akan bisa bertanding hingga awal 2028.

Moore dinyatakan positif usai memberikan sampel selama turnamen Copa Colsanitas di Bogota pada April 2022.

Ia berargumen bahwa kandungan boldenone dan nandrolone dalam tubuhnya kemungkinan berasal dari konsumsi daging sapi atau babi saat berada di Kolombia.

CAS mengungkap dalam putusan yang diumumkan Selasa bahwa ITIA mengajukan banding terhadap putusan panel independen pada Januari 2024, dan sidang banding digelar Maret lalu.

“Setelah meninjau bukti ilmiah dan hukum, mayoritas panel CAS menilai bahwa si pemain gagal membuktikan bahwa konsentrasi nandrolone dalam sampelnya konsisten dengan konsumsi daging yang terkontaminasi,” bunyi pernyataan resmi pengadilan.

“Panel menyimpulkan bahwa Moore gagal membuktikan bahwa pelanggaran aturan anti-doping tersebut tidak dilakukan secara sengaja. Maka, banding ITIA dikabulkan, dan putusan dari panel independen dibatalkan. Sementara itu, banding silang dari Moore dinyatakan tidak dapat diterima.”

Kasus doping menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir di dunia tenis, menyusul hasil tes positif dan sanksi yang dijatuhkan kepada petenis nomor satu dunia putra Jannik Sinner dan juara empat kali French Open Iga Swiatek.

Uniknya, keduanya justru berhasil menjuarai gelar tunggal masing-masing kategori pada Wimbledon akhir pekan lalu.

Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.