Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat transaksi pasar modal di Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak Januari hingga Agustus 2025 atau delapan bulan terakhir mencapai Rp1 triliun.
"Kami terus melakukan upaya percepatan supaya transaksi semakin bertumbuh hingga akhir tahun nanti," kata Kepala BEI Perwakilan Sulteng Putri Irnawati, di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan, tren perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap konsisten positif, meskipun beberapa waktu mengalami tekanan, namun secara keseluruhan menunjukkan performa yang baik.
Di Sulteng sentimen positif herhadap aktivitas transaksi dipicu peningkatan jumlah investor pasar modal, sehingga tren tersebut masih sangat kuat dalam menjaga iklan investasi di bursa efek, dengan jumlah pertumbuhan Single Investor Identification (SID) 15.424 orang.
"Hingga Juli 2025 jumlah investor melantai di pasar modal Sulteng 135.509 SID, dibandingkan tahun 2024 hanya 120.085 SID dengan jumlah transaksi Rp9 triliun. Kami optimis tahun ini jumlah transakai jauh lebih meningkat," ujarnya.
Menurut dia, kemajuan pasar modal di Sulteng tidak terlepas dari peran edukasi yang dilakukan pihaknya secara masif, baik kepada pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum.
"Kami selalu menjaga kemudahan orang berinvestasi di pasar modal. Di samping itu investasi di bursa efek tidak mesti butuh modal besar. Kami mencermati pertumbuhan SID di daerah ini salah satunya mungkin dipengaruhi kebijakan modal yang sederhana," kata Putri.
Ia menambahkan dari 135.509 SID, sekitar 38.329 di antaranya merupakan investor saham, didominasi gen Z dengan usia 18-25 tahun sekitar 37,7 persen berdasarkan klasifikasi usia, disusul usia 26-30 tahun 25,6 persen, 31-40 tahun 24,2 persen, dan usia 41-100 tahun 12 persen.
Sementara, persentase investor saham berdasarkan pekerjaan masih didominasi saham kalangan swasta yakni 32,56 persen, kemudian kalangan pelajar 22,6 persen, pengusaha 15,8 persen, pegawai negeri 6,24 persen, ibu rumah tangga 3,9 persen, guru 1,9 persen, TNI/Polri 1,2 persen, pensiunan 0,33 persen dan lainnya 15,2 persen.
"Kami melihat masyarakat usia muda mulai berani masuk ke ruang-ruang bisnis, persentase mereka sangat mendominasi beberapa tahun terakhir," ujarnya lagi.
