Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan total luas panen jagung pipilan di Sulawesi Tengah sepanjang 2025 mencapai 17,73 ribu hektare (ha).
Pelaksana Tugas Kepala BPS Sulteng Imron Taufik J Musa dalam keterangannya di Palu, Senin, mengatakan realisasi panen jagung pipilan Januari-September 2025 sebesar 14,12 ribu hektare, turun 8,39 persen dibanding periode sama tahun 2024 yang mencapai 15,41 ribu hektare.
“Sementara itu, potensi luas panen jagung pipilan pada Oktober - Desember 2025 diperkirakan sekitar 3,61 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen sepanjang 2025 diproyeksikan mencapai 17,73 ribu hektare, turun 6,97 persen dibanding 2024,” katanya.
Imron menyebut puncak panen jagung pipilan 2025 terjadi pada bulan Maret dengan luas panen 2,05 ribu hektare, sedangkan puncak panen 2024 juga terjadi di bulan yang sama sebesar 2,29 ribu hektare.
Menurut Imron, luas panen jagung berdasarkan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Jagung terbagi menjadi tiga jenis, yaitu panen hijauan, panen muda, dan panen pipilan.
Panen hijauan Januari-September 2025 mencapai 689 hektare atau 3,44 persen dari total luas panen, sedangkan panen muda 1.628 hektare atau 8,12 persen dari total luas panen jagung.
Sementara itu, kata dia, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen sepanjang 2025 diperkirakan mencapai 106,57 ribu ton, turun 7,10 persen dibanding 024.
“Produksi tertinggi terjadi pada Maret 2025 sebesar 12,82 ribu ton, sedangkan Maret 2024 mencapai 14,14 ribu ton,” ujarnya.
Jika dikonversi ke kadar air 14 persen, produksi 2025 diperkirakan 78,78 ribu ton, turun 7,10 persen dibanding 2024.
Imron menjelaskan metode KSA dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kini bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan BPS untuk mengestimasi luas panen jagung secara objektif.
Pendataan KSA jagung dilakukan di seluruh Indonesia kecuali DKI Jakarta dengan 21.979 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar 100m×100m (1 hektare) yang tetap.
Setiap bulan, sampel diamati secara visual di empat titik menggunakan perangkat Android untuk melihat kondisi pertanaman jagung, mulai dari persiapan lahan, fase vegetatif, fase reproduktif, fase panen, potensi gagal panen, hingga lahan non-pertanian.
