MUI: jangan perdebatkan ucapan selamat natal

id mui,zainal,palu

MUI:  jangan perdebatkan ucapan selamat natal

Ketua MUI Kota Palu Prof DR Zainal Abidin (Foto : Humas Parimo)

Palu, (Antara Sulteng) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah menghimbau umat Islam didaerah tersebut untuk tidak memperdebatkan atau mempertentangkan seorang atau sekelompok orang pemeluk Islam yang mengucapkan selamat natal kepada pemeluk Agama Kristen.

Ketua MUI Kota Palu, Prof Zainal Abidin MAg di Palu, Jumat, mengatakan mengucapkan selamat Natal kepada penganut agama Kristen dan Khatolik, menandakan bahwa terjadi komunikasi antarsesama manusia dalam kehidupan sosial.

"Karena itu jangan di pertentangkan, jangan di permasalahkan. Kalau ada yang tidak ingin atau sama sekali tidak mau mengucapkan, ya sudah jangan ucapkan. Tetapi tidak boleh menyalahkan orang yang mengucapkan selamat natal kepada pemeluk Agama Kristen," ungkap Prof Dr H Zainal Abidin MAg, di Palu, Senin.

Tokoh pembaharuan dalam Islam ini menyebut bahwa menyampaikan ucapan selamat Natal kepada penganut Agama Kristen baik Protestan dan Khatolik, yang merayakan natal tidaklah menjadi masalah.

Dengan demikian, ucapan selamat Natal kepada penganut agama tersebut, lebih berdampak pada kehidupan sosial ketimbang pada sisi keagamaan.

Dimana, dengan menyebut atau memberikan ucapan selamat kepada penganut agama tersebut, menandakan terjadi interaksi dan silaturahmi yang lebih baik antara sesama manusia dan pemeluk agama dalam kehidupan sosial.

"Hanya sekedar mengucapkan Natal kepada pemeluk agama Kristen Protestan dan Khatolik, tidaklah menjadi masalah," kata Mantan Rektor IAIN Palu itu.

Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulteng ini menyebut, di sisi lain, tidak ada penekanan melalui Al-Qur`an kepada umat Islam untuk tidak memberikan atau mengucapkan selamat merayakan Natal atau ucapan lainnya kepada pemeluk agama lain selain dari Kristen yang merayakan hari-hari besar keagamannya.

Karena itu, kata dia ucapan selamat merayakan hari-hari besar keagamaan kepada penganut agama lain, tidak perlu diperdebatkan dan dipersoalkan oleh agama Islam.

Menyusul, perdebatan tentang hal itu sangat tidak substansi dalam pengamalan ajaran agama. Sebab, ucapan selamat merayakan hari-hari besar keagamaan tidak berpengaruh terhadap aqidah.

"Inilah kelemahan kita, di mana lebih cenderung memperdebatkan dan mempertanyakan hal-hal yang tidak substansi," ujarnya.

Namun demikian, dirinya secara kelembagaan tidak menganjurkan kepada umat Islam untuk memberikan ucapan selamat merayakann Natal kepada yang merayakan.

Akan tetapi, bila hal itu terjadi dimasyarakat dalam kehidupan sosial, maka MUI pun tidak melarang dan tidak mempersoalkan hal itu.

"Bagi yang ingin megatakan selamat Natal, silahkan ucapkan. dan yang tidak ingin mengucapkan selamat Natal juga tidak apa-apa," sebutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, perbedaan pendapat dalam menafsirkan suatu anjuran lewat Al-Quran dan hadits, tidak harus menjadi tirai untuk tidak bersilaturahmi dengan sesama manusia.