Pemerintah belum tahu lokasi napi kabur

id Yasonna

Pemerintah belum tahu lokasi napi kabur

Yasonna Laoly (antaranews)

Kita belum tahu di mana mereka, tapi kan kita imbau untuk kembali, ada yang sudah kembali, tapi ada yang belum, kita imbau dulu lah, baru kita keluarkan (surat DPO atau Daftar Pencarian Orang)

Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Kementerian Hukum dan HAM mengakui belum mengetahui lokasi narapidana dan tahanan yang kabur dari lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di wilayah Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi.



"Kita belum tahu di mana mereka, tapi kan kita imbau untuk kembali, ada yang sudah kembali, tapi ada yang belum, kita imbau dulu lah, baru kita keluarkan (surat DPO atau Daftar Pencarian Orang)," kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa.



Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami mengatakan ada 1.096 narapidana dan tahanan yang ada di enam lapas dan rutan di Sulteng belum melaporkan diri sedangkan total warga binaan (WB) yang sudah kembali di rutan dan lapas ada 204 orang sementara yang masih ada di luar namun telah melaporkan diri ada 364.



Artinya ada 1.460 warga binaan yang belum kembali ke rutan/lapas. Sebelum terjadi gempa dan tsunami dengan magnitudo 7,4 itu warga binaan di 6 UPT tersebut adalah sebanyak 1.664 orang.



"Memang ada 1.000-an lah yang belum (melapor), tapi kan ada perpanjangan tanggap darurat, jadi belum (dicari). Sebelumnya kita sudah minta Polda untuk ambil, tapi kan ada perpanjangan tanggap darurat sampai 26 Oktober 2018, setelah itu nanti kita akan surati Polda dan terus kita imbau kepada mereka," ungkap Yasonna.



Saat ini pun hanya dua lapas dan rutan yang dapat menampung para warga binaan yaitu rutan Palu dan cabang rutan Parigi.



"Kita buat sementara dulu, nanti kita anggarkan supaya lebih pagar yang rubuh yang dibakar, kemarin kita pikir perintahkan Polda, tapi kita harus maklum bisa saja di antara mereka ada yang keluarganya tertimbun, hilang, sampai sekarang belum diidentifikasi, kita secara kemanusiaan masih memberikan kesempatan, mengimbau," jelas Yasonna.



Namun Yasonna belum dapat menargetkan kapan lapas dan rutan tersebut dapat pulih seperti semula.



"Ya anggaran harus anggaran tahun depan lah, sekarang kan tanggap darurat saja, itu dulu kita bangun, sebagian kalau masih bisa kita ini (bangun). Kakanwil sekarang sedang memetakan, Dirjen Pas sudah ke sana, anggaran untuk tanggap darurat sudah kita kasih, kita harapkan juga bantuan dari Kemenkeu," ungkap Yasonna.



Berdasarkan laporan, rutan Donggala terbakar seluruhnya dan hanya bangunan masjid yang bertahan, lapas Palu 3 bloknya terbakar dan hanya ada meninggalkan pagar, rutan cabang Parigi kondisi pagar keliling roboh tapi mereka yang ada di dalam sebanyak 109 orang sedangkan LPKP/LPKA Palu menjadi satu dengan lapas Palu.



Para tahanan dan narapidana yang kabur itu berasal dari Lapas Palu sebanyak 515 dari 581 narapidana sehingga tersisa 66 warga binaan, Rutan Palu sebanyak 410 tahanan dari 463 tahanan sehingga tersisa 53.



Sedangkan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Perempuan (LPP) Palu sebanyak 75 narapidana dari 83 narapidana ditambah tiga bayi tersisa sembilan orang, Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Palu 24 orang dari 29 narapidana sehingga tersisa lima warga binaan, dan Lapas Donggala sebanyak 342 narapidana kabur semua.