TNLL gelar lomba 'cross country' Pasigala

id TNLL, gelas, pasigala

TNLL gelar lomba 'cross country' Pasigala

TNLL tandatangan perjanjian kerja sama dengan masyarakat Bada, Kabupaten Poso. (Anas Masa)

Hingga kini, Balai Besar TNLL belum mengetahui secara pasti dampak bencana alam beberapa bulan lalu terhadap objek-objek wisata di kawasan konservasi
Palu (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) akan menggelar lomba 'cross country' Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) dengan tema "cintai bumi dan pelihara alamku" dalam rangka memperingatan Hari Bumi.

Kegiatan tersebut berlangsung di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, selama tiga hari, 27-29 April 2019.

Kepala Balai Besar TNLL, Jusman di Palu, Kamis menjelaskan kegiatan itu akan mengambil rute perjalanan start dari Desa Sibowi menuju Rano, Rompi dan Desa Bobo Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Para peserta dibuka untuk umum, tetapi kuota sangat terbatas hanya 75 tim.

Tujuan utama dari kegiatan tersebut, kata dia, dalam rangka menginventarisasi potensi objek wisata alam, sekaligus kerusakan alam pascabencana alam gempabumi dasyat 7,4 skala richtrer, 28 September 2018.

Sigi merupakan salah satu dari sejumlah wilayah di Provinsi Sulteng, selain Kota Palu dan Donggala yang terdampak besar bencana alam tersebut.

Hingga kini, Balai Besar TNLL belum mengetahui secara pasti dampak bencana alam beberapa bulan lalu terhadap objek-objek wisata di kawasan konservasi.

Melalui kegiatan tersebut, kata Jusman, sedikitnya bisa mengivenstarisasi potensi objek wisata yang belum tersentu maupun tingkat kerusakan alam akibat dari bencana alam gempa bumi yang melanda sejumlah wilayah di Sulteng.

Panitia telah menyiapkan hadiah uang tunai bagi para peserta yang berhasil mengukir prestasi pada lomba tersebut.

Setiap tim terdiri atas tiga orang dengan membawah sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.

TNLL ditetapkan Unesco sebagai salah satu cagar biosfer di dunia pada 1977.

Taman Nasional itu terletak di dua wilayah administrasi yakni pemerintahan Kabupaten Poso dan sebagian lagi pemerintahan Kabupaten Sigi dengan total luas kawasas sekitar 217.000 hektare.

Di sekitar kawasan konservasi terdapat sebanyak 76 desa sehingga terbilang rawan gangguan, terutama perburuan satwa langka, perambahan dan pencurian kayu/rotan.

Namun selama beberapa tahun terakhir ini, gangguan di dalam kawasan konservasi semakin berkurang, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat sekitarnya terhadap kelestarian alam, hutan dan satwa di dalamnya.***3***
(T.BK03/)