Yokosuka (ANTARA) - Sebuah kapal perusak milik Jepang diberangkatkan dari markas angkatan laut Yokosuka menuju Teluk Oman pada Minggu, untuk menjaga lalu lintas pengiriman minyak lewat laut di tengah ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
“Ribuan kapal Jepang mengarungi perairan itu setiap tahun, termasuk kapal-kapal besar yang mengangkut 9/10 pasokan minyak kita. Dan itu adalah garis hidup Jepang,” kata Perdana Menteri Shinzo Abe kepada kru kapal.
Upacara pelepasan kapal yang dilakukan di pangkalan laut Yokosuka, tidak jauh dari ibu kota Tokyo, dihadiri oleh 500 anggota keluarga dan perwakilan dari Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan Timur Tengah.
Pemerintahan Abe sebelumnya menyebut bahwa pihaknya telah siap mengirimkan pasukan untuk melindungi kapal-kapal yang berada dalam bahaya.
Keputusan itu dianggap sebagai kontroversi karena konstitusi Jepang yang menolak perang melarang penggunaan kekuatan militer dalam perselisihan internasional.
Kapal perusak Takanami, yang akan dibantu dua pesawat patroli maritim, bagaimanapun tidak akan bergabung dengan pasukan angkatan laut yang dipimpin oleh AS dan sekutu, maupun koalisi pasukan lainnya di kawasan itu.
Takanami dengan 200 kru di dalamnya serta dua pesawat tambahan akan berpatroli di wilayah utara Laut Arab dan Teluk Aden, tetapi tidak akan memasuki Selat Hormuz yang merupakan titik strategis antara Iran dan semenanjung Arab.
Kapal perusak Jepang itu akan berbagi area dengan sejumlah kapal perang milik negara-negara lain, seperti AS, Prancis, dan Inggris.
“Kapal dagang Jepang diserang pada Juni lalu, dan bangsa-bangsa lain telah meningkatkan pengawasan, maka Jepang juga bertindak untuk mengumpulkan informasi intelijen di sana,” ujar komandan misi, Kapten Yosuke Inaba, sebelum berangkat.
Pemerintah Jepang memilih beroperasi secara independen dalam mengarahkan diri di tengah perselisihan kawasan tersebut.
Jepang menjaga hubungan baik dengan Iran dan negara lainnya di Timur Tengah, ditandai dengan kunjungan Abe ke kawasan itu pada Januari lalu untuk menyampaikan penjelasan singkat kepada pemerintah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat semenjak muncul friksi antara Iran dan AS, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari perjanjian nuklir internasional 2015 dengan Iran, dan kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap negara itu.
AS menyalahkan Iran atas berbagai serangan terhadap kapal-kapal dagang internasional, termasuk sebuah kapal tanker milik Jepang, Kokuka Courageous. Namun Iran membantah tuduhan itu.
Sumber: Reuters