Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mendorong negara-negara anggota East Asia Summit (EAS) untuk mengoptimalkan kerja sama maritim di kawasan Indo-Pasifik.
Dorongan itu disampaikan pemerintah RI pada pertemuan ke-4 Konferensi EAS tentang Kerja Sama Keamanan Maritim yang berlangsung pada 6-7 Februari di Chennai, India, menurut keterangan tertulis Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pertemuan itu mengangkat isu besar penguatan kerja sama kemaritiman di Kawasan Indo-Pasifik.
Namun, secara keseluruhan pertemuan itu membahas 4 isu tematik: keamanan maritim, keselamatan maritim, transisi regional ekonomi biru, Inisiatif Indo-Pacific Oceans dan berbagai tidak lanjutnya termasuk keinginan India memperkaya arsitektur regional maritim di Kawasan Indo-Pasifik.
Indonesia, India, dan Australia sebagai ketua bersama (co-chairs) sepakat untuk terus memastikan keamanan, kestabilan, dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Mewakili pemerintah RI, Duta Besar Foster Gultom dalam pernyataannya menegaskan komitmen Indonesia berkontribusi pada dinamika arsitektur kawasan.
Dubes Foster juga menyerukan kepada negara peserta Konferensi EAS untuk mengedepankan kerja sama konkret bersama rakyat negara-negara peserta EAS.
Terkait hal itu, dia menyampaikan inisiatif pemerintah Indonesia mengenai rencana pelaksanaan kegiatan "World Economic Forum on ASEAN and the Indo-Pacific 2020" (WEF-AIP) di Jakarta pada Juli 2020.
Bertema "Building Bridges: Transformational Connectivity and Infrastructure for ASEAN and the Indo-Pacific", kegiatan tersebut akan memberikan pesan penting, khususnya mengenai potensi Indonesia di bidang maritim dan berbagai peluang kerja sama ekonomi dan konektivitas.
"Ini sangat strategis untuk posturing diplomasi maritim Indonesia di tataran global," ujar Dubes Foster.
Dia juga meyakini bahwa Konferensi EAS itu telah menempatkan Indonesia dalam radar tujuan kerja sama maritim strategis, tak hanya ASEAN, namun juga dunia.
"Perlu diingat bahwa Indonesia bersama ASEAN sebagai poros maritim bukan hanya menjadi komitmen nasional, tapi juga menjadi komitmen regional," katanya.
Selain itu, pemerintah Indonesia pada kesempatan tersebut kembali mengingatkan pentingnya upaya kolektif di tingkat regional untuk penanganan sampah plastik di laut -- EAS Regional Plan of Action on Combating Marine Plastic Debris -- yang saat ini tengah dimatangkan di tingkat ASEAN.
Konferensi EAS di bidang maritim kali ini membahas inisiatif Samudera Indo-Pasifik (Indo-Pacific Oceans Initiative/IPOI) sebagaimana disampaikan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dalam Konferensi Tinkat Tinggi (KTT) EAS ke-14 pada November 2019 di Bangkok.
East Asia Summit (EAS) merupakan satu forum regional terbuka yang muncul di kawasan Asia Timur. Terdapat 16 negara peserta EAS, yaitu 10 negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru.