Mahasiswa ITS Ciptakan "Software" Pembelajaran Penderita Autis

Senin, 14 Oktober 2013 10:16 WIB

Surabaya (antarasulteng.com) - Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya Muhammad Rizky Habibi menciptakan software (perangkat lunak) yang disebut TREACT (treatment and education of autism with kinect and proton technology) untuk terapi pembelajaran bagi penderita autis.

"Jadi, teknologinya ada dua yakni proton dan kinect, kalau proton buatan kami, sedangkan kinect itu beli, tapi penderita autis akan lebih cepat berhasil dalam pembelajaran, bahkan tiga kali lebih cepat dari terapi manual," katanya di sela-sela penyambutan Tim Mahasiswa ITS Pemenang Gemastik VI-2013 kepada Antara di Rektorat ITS Surabaya, Jumat.

Dalam Gemastik VI-2013 di ITB Bandung pada 4-9 Oktober 2013 itu, ITS meraih juara kedua dengan dua medali emas, satu perak, dan enam perunggu, sedangkan juara pertama diraih Universitas Indonesia dengan dua medali emas dan empat perak, lalu ITB pada posisi ketiga dengan dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu.

Didampingi dua rekannya, yakni Nurul Wakhidatul Ummah dan Mentary Queen Glossyta, ia mengatakan teknologi proton merupakan teknologi pembelajaran tahap awal yakni pencet dan mengenal angka, huruf, atau benda.

"Caranya, proton terhubung dengan komputer lewat USB (Universal Serial Bus), sehingga kalau penderita autis diminta memencet huruf A pada proton, maka layar komputer akan menyuarakan bunyi bahwa Anda benar," tutur Rizky Habibi yang masih semester 5 itu.

Menurut dia, teknologi proton itu sudah diujicobakan pada dua penderita autis asal Surabaya yakni Fatir dan Dika

 "Hasilnya, tiga materi bisa dikuasai dalam sehari, jadi proses pembelajaran mengalami percepatan hingga tiga kali lipat," ungkapnya.

Sementara itu, teknologi kinect merupakan alat rekam gerak dan suara yang dapat dibeli pada tokoh-toko alat elektronik dengan harga Rp1,2 juta.

"Teknologi kinect yang terhubung ke komputer akan mengajarkan anak untuk menirukan gerakan dalam komputer dari jarak 2 meter, lalu gerakan direkam kinect," ucapnya.

Bila gerakan yang diperintahkan dalam komputer itu sama dengan gerakan yang direkam teknologi kinect, maka komputer akan mengucapkan terima kasih dan juga menampilkan acungan jempol dari orang tua si penderita autis.

"Hal itu akan memotivasi dirinya," katanya.

Hingga kini, dirinya sudah menerima pesanan dari sejumlah orang tua dari penderita autis untuk merancang teknologi proton dan kinect bagi anaknya.

"Kalau proton, harganya hanya Rp300 ribu, sehingga empat kali lebih murah dari kinect," katanya.(skd)

Pewarta : Edy M Ya`kub
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Anggota DPR RI minta software engineer lokal berperan dalam ekonomi digital

02 October 2021 17:57 Wib, 2021

Tibco Software percaya pasar TI Indonesia akan tumbuh cepat

23 September 2020 11:03 Wib, 2020

Perangkat lunak legal, salah satu cara atasi serangan siber

25 August 2020 14:49 Wib, 2020

Volkswagen copot kepala divisi "software" terkait masalah ID.3 dan Golf 8

14 July 2020 6:52 Wib, 2020

Aplikasi Kasvlo bantu UMKM untuk mengelola laporan keuangan

15 June 2020 6:06 Wib, 2020
Terpopuler

Gubernur Sulteng serahkan penghargaan Peduli HAM ke 10 kabupaten/kota

Seputar Sulteng - 17 December 2024 13:32 Wib

OJK: Kinerja sektor keuangan Sulteng hingga Oktober tumbuh positif

Ekonomi Dan Keuangan - 20 December 2024 13:57 Wib

Tol Cijago prediksi alami lonjakan 170 ribu kendaraan saat libur natal

Ekonomi Dan Keuangan - 17 December 2024 13:33 Wib

Pemdes harap perusahaan batu gamping bantu sejahterakan rakyat

Ekonomi Dan Keuangan - 20 December 2024 14:01 Wib

AHY cek kesiapan tol segmen Klaten-Prambanan jelang Natal-Tahun Baru

Ekonomi Dan Keuangan - 17 December 2024 13:34 Wib