Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyebutkan penyaluran dana stimulan tahap dua rumah rusak korban gempa, tsunami dan likuefaksi di kota itu sudah mencapai 90 persen.

"Dari data yang tervalidasi di lapangan, hanya sekitar 25 ribu lebih rumah yang berhak mendapat dana stimulan dari 38 ribu rumah rusak yang tercatat, karena banyak ditemukan data tidak sesuai," ungkap Kepala BPBD Kota Palu Singgi B Prasetyo di Palu, Selasa.

Berdasarkan data pemerintah setempat, realisasi penyaluran dana stimulan rumah rusak berat, sedang dan ringan sudah mencapai Rp365 miliar lebih dari Rp789 miliar yang dialokasikan pemerintah pusat untuk penanggulangan rumah rusak akibat dampak bencana 28 September 2018.

Olehnya, dengan presentasi itu selanjutnya BPBD Kota Palu akan melakukan asesmen terhadap data 18 ribu lebih rumah rusak yang tidak sempat terakomodasi di data 38 ribu, namun tetap masuk dalam kategori penyaluran tahap dua.

"Kemungkinan satu bulan ke depan kita lakukan asesmen 18 ribu rumah rusak yang tersisa, sehingga tahun ini diharapkan penyaluran dana stimulan rampung," ujar Singgi yang juga mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu.

Dia menambahkan, masih ada sekitar 500 rumah yang akan menyusul untuk pencairan dana tersebut ke rekening bank masing-masing penerima manfaat.

Rehabilitasi dan rekonstruksi pemulihan pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi Palu, nilai stimulan rumah rusak berat Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.

"Masing ada dana sekitar Rp400 miliar lebih sisa dari Rp789 miliar yang dialokasikan pemerintah untuk mengintervensi 18 ribu rumah yang akan di asesmen," ucapnya.

Pemkot Palu menargetkan penyaluran stimulan rumah rusak ringan menyasar 18.974 Kepala Keluarga (KK) atau senilai Rp189 miliar, rumah rusak sedang 15.690 KK atau senilai Rp392 miliar dan rumah rusak berat ditargetkan 4.141 KK atau senilai Rp207 miliar lebih.

Pewarta : Moh Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024