Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Remaja perempuan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menjadi salah satu sasaran dalam pemaksimalan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam rangka pencegahan "stunting" atau kasus kekerdilan.
“Kampanye Germas cegah kekeedilan ini difokuskan terhadap para remaja putri. Dengan tujuan untuk disiapkan kesehatannya agar tidak menderita anemia,” ucap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sigi, Rika F Sakaruddin di Sigi, Minggu.
Menurut Rika, langkah tersebut bertujuan untuk menyiapkan kesehatan para remaja putri, sehingga kondisi ibu dan bayi kelak bila ia menikah dan hamil, dalam kondisi sehat.
Dengan begitu, selama proses mengandung diupayakan tidak menderita anemia, sehingga bayi dalam kandungan tidak terdampak stunting.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sigi angka kasus stunting di Sigi tahun 2019 dengan status pendek dan sangat pendek untuk usia 0 - 23 bulan mencapai 1.199 kasus atau 20,2 persen, sementara untuk usia 0-59 bulan mencapai 3.580 kasus atau 24,7 persen.
Berdasarkan data kasus yang ada di Kabupaten Sigi untuk Kecamatan marawola, angka presentase yang tertinggi berada di Desa Lebanu.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Terkait dengan pencegahan stunting, Bupati Sigi Mohamad Irwan mengatakan upaya dan tindakan yang dilakukan pemerintah yaitu membentuk tim gugus yang melibatkan OPD terkait, yang melaksanakan program-program penguatan pembangunan kesehatan masyarakat.
"Selanjutnya kesehatan juga mempunyai program khusus, melalui kader-kader kesehatan dengan bidang yang terkait, bergerak untuk mendorong penguatan pencegahan stunting itu sendiri melalui penyuluhan, penyampaian terkait dengan penguatan gizi, ibu hamil yang akan melahirkan, semua akan diatur gizinya di puskesmas, termasuk juga posyandu yang sudah bergerak," ujar Bupati.
Bupati berharap pada di tahun 2021 semua bisa selesai, dan menjadi salah satu bagian dari percontohan locus dari pusat dan angka tersebut akan mengalami penurunan.
“Semoga di tahun-tahun berikutnya kita bebas stunting sesuai target dan rencana. Kepada dinas terkait yang dalam hal ini Dinas PMD, melalui kepala desa dengan adanya program makanan tambahan serta pemberian vitamin, dan dari mereka ada sedikit nilai untuk menggaji para kader posyandu walaupun belum cukup tetapi ada nilai kebersamaan didalamnya,” harap Bupati.