Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengajak para pelaku usaha pariwisata agar meningkatkan keamanan guna menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan mancanegara dan nusantara dari bahaya COVID-19 ketika hendak menikmati objek wisata di provinsi itu.

"Hal utama yang saat ini perlu dibangun adalah kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat, dan wisatawan bahwa Sulteng aman dikunjungi para wisatawan," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng, Nurhalis M Lauselang, di Palu, Kamis. 

Baca juga: Sigi akan tingkatkan kualitas tata kelola pariwisata pascabencana

Nurhalis menerangkan, salah satu cara membangun keamanan wisatawan yakni dengan menerapkan protokol kesehatan di setiap objek wisata secara ketat. 

Walaupun objek wisata alam yang kondisi dan suasananya tentu lebih terbuka dibanding berada dalam ruangan.

"Nah hal ini perlu diperhatikan oleh pihak pelaku usaha, agar kepercayaan publik terhadap pelaku usaha meningkat," katanya.

Baca juga: Wali Kota Palu: Menuju kota destinasi wisata harus didukung lima aspek

Saat ini, kata Nurhalis, Pemprov Sulteng tidak lagi mewajibkan swab bagi pelaku perjalan yang ingin ke Sulteng melainkan hanya dengan rapid test.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi di Sulteng tidak terlalu parah, bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain. 

Di sisi lain, kata dia, kasus penyebaran COVID-19 di Sulteng telah dapat ditekan penyebarannya yang dibuktikan dengan menurunnya kasus. 

Meski begitu, di tengah pandemi COVID-19, kata dia, Pemprov Sulteng berupaya agar pengelola objek wisata tidak tutup usaha atau kolaps. 

Olehnya, salah satu strategi yang dibangun oleh Pemprov Sulteng, sebut dia yakni membangun kepercayaan masyarakat dan wisatawan. 

Baca juga: Objek wisata Togean masih didominasi wisatawan lokal

Pelaku usaha sektor pariwisata, menurut dia, perlu memahami hal ini, sehingga bisa menyiapkan operasional yang aman agar objek wisata yang dikelola tetap eksis. 

Di sisi lain, urai dia, perlu ada perubahan pola dan penyesuaian standar yang diterapkan oleh para pelaku usaha terhadap calon wisatawan.

"Perubahan pola itu salah satu yakni merubah pasar, yaitu dengan mencari segmen baru, selain perlu membangun kepercayaan terhadap masyarakat dan calon wisatawan," ujarnya. 

Nurhalis menguraikan, sejak Maret - September 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulteng hanya mencapai belasan persen. Sementara untuk wisatawan nusantara mencapai 30 persen.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024