Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) mencatat produksi jagung pipilan kering Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami surplus sebanyak 436.452 ton tahun 2024.
"Produksi jagung Sulteng mencapai 443.637 ton, tidak menutup kemungkinan jumlah produksi tersebut berpotensi meningkat, karena masih ada petani dalam proses panen," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Sulteng Nelson Metubun di Palu, Jumat.
Ia menjelaskan dari jumlah produksi tersebut, sekitar 7.180 ton konsumsi jagung dalam daerah berpenduduk sekitar 3,1 juta jiwa lebih dengan jumlah rata-rata konsumsi 2,3 kilogram per kapita.
Jagung salah satu komoditas penyumbang ketahanan pangan secara lokal di Sulteng maupun nasional pada sub sektor tanaman pangan, bersama dengan komoditas beras.
"Jagung juga menjadi salah satu komoditas unggulan Sulteng, hingga saat ini masih banyak dibudidayakan petani, sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras," ujarnya.
Ia mengemukakan, produksi jagung 2024 meningkatkan pesat dibandingkan produksi 2023 hanya sekitar 265.281 ton dengan jumlah surplus 258.115 ton.
"Selisih peningkatan produksi sekitar 178.356 ton. Peningkatan produksi ini tidak terlepas dari kinerja petani dalam meningkatkan produksi tanaman pangan dalam daerah," ucap Nelson.
Nelson menuturkan hasil produksi petani tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah, tetapi juga berkontribusi memenuhi kebutuhan daerah lain di Pulau Sulawesi.
Yang mana penguatan sektor pertanian juga sebagai upaya Sulteng menjadi salah satu daerah penyangga pangan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur ke depan.
"Kami berterima kasih kepada petani, karena mampu berproduksi dengan baik. Kami berharap produksi tahun depan lebih melimpah dari sebelumnya, tentunya hal ini akan ditunjang dengan penguatan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) bagi petani setempat," kata dia.