Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Sigi, Sulawesi Tengah, Mohammad Irwan Lapatta menyatakan pencegahan stunting atau kekerdilan menjadi fokus utama pembangunan sumber daya manusia (SDM).

"Sesuai dengan arahan Presiden bahwa perhatian pemerintah lima tahun ke depan diprioritaskan pada pembangunan SDM, menegaskan arahan tersebut, stunting menjadi salah satu fokus yang harus diselesaikan untuk mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Mohammad Irwan Lapatta di Sigi, Selasa.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sigi, angka kasus kekerdilan pada 2019 dengan status pendek dan sangat pendek untuk usia 0-23 bulan mencapai 1.199 kasus atau 20,2 persen, sedangkan usia 0-59 bulan mencapai 3.580 kasus atau 24,7 persen.

Kekerdilan adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Irwan mengatakan permasalahan stunting ini bersifat multidimensional, artinya bukan sebatas perihal kurang makan.

Namun banyak diterminan seperti kemiskinan, pendidikan, akses terhadap pangan, pola asuh, bahkan sanitasi termasuk air bersih.

"Secara langsung stunting disebabkan asupan yang kurang dan penyakit infeksi yang keduanya saling mempengaruhi. Secara tidak langsung, ketahanan pangan hingga tingkat rumah tangga, pola asuh, serta akses terhadap kelayakan sanitasi utamanya air bersih," kata Irwan.

Hal-hal itu, sebut dia, sangat mempengaruhi terjadinya stunting yang secara luas diketahui sangat erat kaitannya dengan pengetahuan serta kondisi sosial ekonomi.

"Tahun 2020 terjadi penurunan prevalensi stunting. Hal ini menunjukkan keberhasilan kinerja dan keseriusan OPD lembaga terkait dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Sigi," ujarnya.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024