Parigi (ANTARA) -
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Parigi Moutong baru kali pertama melakukan monitoring di TPS tersulit di kabupaten itu selama melaksanakan pemilihan umum yang hanya dapat ditempuh berjalan kaki selama dua hari dua malam.
 
"TPS Dusun Hansibong, Kecamatan Palasa merupakan salah satu wilayah tersulit dalam setiap pelaksanaan pemilihan umum. Berjalan kaki melewati lereng dan lima puncak gunung lalu merambah jalur akar kayu. Jalur ini sangat sulit," kata Komisioner Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Parigi Moutong Mohammad Misbahuddin, di Parigi, Senin saat menceritakan kisahnya selama memantau proses pemilihan di Ansibong.
 
Dia menilai, mengingat medan yang sulit hanya dapat dilalui setengah perjalanan menggunakan sepeda motor dan selebihnya berjalan kaki, maka TPS di wilayah tersebut bukan menjadi bagian prioritas pemantauan, meski begitu penyelenggara mengupayakan pemantauan di wilayah itu guna melihat secara dekat proses pemungutan suara. Logistik pilkada dibungkus kantong kresek sebelum dipikul menuju TPS tersulit di Dusun Hansibong, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 9 Desember 2020, Rabu (9/12/2020). ANTARA/HO/Mohammad Misbahuddin
 
Dia menuturkan, perjalanan yang dilalui mengharuskan rombongan tidur di hutan dengan peralatan seadanya melepas lelah, karena harus menjaga kondisi tubuh untuk persiapan perjalanan keesokan hari.
 
"Tidak ada pilihan selain bermalam di hutan, dengan segala pertimbangan dan risiko kami sudah pikirkan secara matang sebab jarak tempuh ke perkampungan masih cukup jauh," ungkap Misbahuddin.
 
Sementara itu, Ketua KPPS TPS 6 Hansibong Ma’ruf mengatakan jumlah pemilih di TPS itu yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 200 pemilih, dan pemilih menggunakan hak kostitusinya kurang lebih 133 orang.
 
"Dalam menjalankan tugas kami tetap semangat, meskipun keletihan dalam perjalanan, karena kami tahu kalau antusias masyarakat Dusun Hansibong sangat tinggi," demikian Misbahuddin. 

Pewarta : Moh. Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024