Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melakukan transformasi dalam menghadapi pandemi COVID-19 saat perbankan mengalami tantangan yang signifikan dalam melaksanakan fungsi intermediasi.
"Untuk mengoptimalkan kembali fungsi intermediasi itu, perbankan perlu melakukan transformasi demi menjawab berbagai permasalahan yang muncul dengan solusi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui keterangan tertulis BNI dalam Business Meeting BNI 2021 dan BNI Transformation Kick Off 2021 di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mencatat akibat pandemi, perbankan nasional mengalami perlambatan kredit hingga ke level terendah akibat permintaan terhadap pembiayaan bank yang menurun seiring kinerja korporasi yang tertekan, juga karena sikap perbankan yang semakin berhati-hati.
Kredit modal kerja bahkan memasuki zona kontraksi sejak Juni 2020, sehingga dapat memperberat upaya pemulihan ekonomi.
Pemulihan ekonomi tidak dapat dipercepat hanya dengan mengandalkan APBN. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk normalisasi pertumbuhan kredit.
Dalam menghadapi berbagai goncangan, perbankan sudah mempersiapkan diri dengan permodalan yang cukup baik.
Bank juga terus melakukan efisiensi sebagai dampak positif dari digitalisasi layanan dan terus menyesuaikan suku bunga yang diharapkan terjaga konsistensinya, agar upaya menormalisasi kredit.
Saat ini tengah berlangsung perubahan ekosistem yang muncul, seperti teknologi digital, shadow banking, hingga cloud computing.
Perbankan harus memahami perubahan ekosistem ini dan melakukan langkah-langkah struktural, serta jangan terlena karena merasa besar. Diperlukan penguatan struktural, adanya transformasi digital, serta transformasi kerja.
"Tujuannya adalah karena kami ingin sektor perbankan tetap memiliki ketahanan, serta menjadi agen intermediasi yang efisien dengan tetap kompetitif," kata Sri Mulyani.
"Saya berharap dalam situasi pandemi ini, sektor perbankan dan dunia usaha melakukan refleksi dan melihat secara teliti perubahan yang terjadi, 'capture' perubahan yang positif serta terus berupaya mengembangkan bisnis model dan daya saing, sehingga tidak hanya bisa beradaptasi tetapi bisa keluar dari krisis secara lebih cepat dan kuat," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah memiliki fokus masing-masing, di mana BNI akan fokus pada ekspansi bisnis di pasar global.
Dengan mengandalkan jaringan Kantor Cabang Luar Negeri, BNI dapat membantu para pengusaha Indonesia mulai dari segmen UMKM hingga korporasi untuk Go Global, termasuk BUMN.
"Tentunya kehadiran BNI, sebagai bank BUMN di kancah internasional akan mengakselerasikan program BUMN Go Global," ujarnya
Tidak hanya mengorbitkan pengusaha lokal, BNI juga dapat membiayai usaha-usaha kecil milik diaspora di luar negeri.
Terdapat sekitar 6,64 juta diaspora di 16 negara yang dapat terbantu oleh kehadiran BNI.
Tentunya peran KBRI, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), serta asosiasi-asosiasi diaspora akan memperkuat kolaborasi ini.
Optimis 2021
Sementara itu, Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo mengatakan langkah-langkah dan transformasi tengah disiapkan BNI untuk memastikan perseroan tetap mampu tumbuh secara berkelanjutan.
"Manajemen telah menetapkan strategi untuk menjadikan BNI sebagai lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menegaskan bahwa saat pandemi seperti saat ini, bisnis secara umum menurun, BNI berinisiatif melakukan transformasi sebagai upaya akselerasi peningkatan kinerja keuangan secara berkelanjutan, serta menyempurnakan rencana jangka panjang BNI.
Program Transformasi BNI ini berbasiskan value BNI RACE, yaitu Risk Culture, Agile, Collaboration, dan Execution Oriented.
"Dengan nilai-nilai BNI RACE yang diimplementasikan sehari-hari tersebut BNI pun dapat bersaing dengan kompetitor, mempersiapkan diri untuk melaju lebih kencang, memimpin persaingan, dan meraih kemenangan," ujar Royke.
"Untuk mengoptimalkan kembali fungsi intermediasi itu, perbankan perlu melakukan transformasi demi menjawab berbagai permasalahan yang muncul dengan solusi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui keterangan tertulis BNI dalam Business Meeting BNI 2021 dan BNI Transformation Kick Off 2021 di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mencatat akibat pandemi, perbankan nasional mengalami perlambatan kredit hingga ke level terendah akibat permintaan terhadap pembiayaan bank yang menurun seiring kinerja korporasi yang tertekan, juga karena sikap perbankan yang semakin berhati-hati.
Kredit modal kerja bahkan memasuki zona kontraksi sejak Juni 2020, sehingga dapat memperberat upaya pemulihan ekonomi.
Pemulihan ekonomi tidak dapat dipercepat hanya dengan mengandalkan APBN. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk normalisasi pertumbuhan kredit.
Dalam menghadapi berbagai goncangan, perbankan sudah mempersiapkan diri dengan permodalan yang cukup baik.
Bank juga terus melakukan efisiensi sebagai dampak positif dari digitalisasi layanan dan terus menyesuaikan suku bunga yang diharapkan terjaga konsistensinya, agar upaya menormalisasi kredit.
Saat ini tengah berlangsung perubahan ekosistem yang muncul, seperti teknologi digital, shadow banking, hingga cloud computing.
Perbankan harus memahami perubahan ekosistem ini dan melakukan langkah-langkah struktural, serta jangan terlena karena merasa besar. Diperlukan penguatan struktural, adanya transformasi digital, serta transformasi kerja.
"Tujuannya adalah karena kami ingin sektor perbankan tetap memiliki ketahanan, serta menjadi agen intermediasi yang efisien dengan tetap kompetitif," kata Sri Mulyani.
"Saya berharap dalam situasi pandemi ini, sektor perbankan dan dunia usaha melakukan refleksi dan melihat secara teliti perubahan yang terjadi, 'capture' perubahan yang positif serta terus berupaya mengembangkan bisnis model dan daya saing, sehingga tidak hanya bisa beradaptasi tetapi bisa keluar dari krisis secara lebih cepat dan kuat," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah memiliki fokus masing-masing, di mana BNI akan fokus pada ekspansi bisnis di pasar global.
Dengan mengandalkan jaringan Kantor Cabang Luar Negeri, BNI dapat membantu para pengusaha Indonesia mulai dari segmen UMKM hingga korporasi untuk Go Global, termasuk BUMN.
"Tentunya kehadiran BNI, sebagai bank BUMN di kancah internasional akan mengakselerasikan program BUMN Go Global," ujarnya
Tidak hanya mengorbitkan pengusaha lokal, BNI juga dapat membiayai usaha-usaha kecil milik diaspora di luar negeri.
Terdapat sekitar 6,64 juta diaspora di 16 negara yang dapat terbantu oleh kehadiran BNI.
Tentunya peran KBRI, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), serta asosiasi-asosiasi diaspora akan memperkuat kolaborasi ini.
Optimis 2021
Sementara itu, Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo mengatakan langkah-langkah dan transformasi tengah disiapkan BNI untuk memastikan perseroan tetap mampu tumbuh secara berkelanjutan.
"Manajemen telah menetapkan strategi untuk menjadikan BNI sebagai lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menegaskan bahwa saat pandemi seperti saat ini, bisnis secara umum menurun, BNI berinisiatif melakukan transformasi sebagai upaya akselerasi peningkatan kinerja keuangan secara berkelanjutan, serta menyempurnakan rencana jangka panjang BNI.
Program Transformasi BNI ini berbasiskan value BNI RACE, yaitu Risk Culture, Agile, Collaboration, dan Execution Oriented.
"Dengan nilai-nilai BNI RACE yang diimplementasikan sehari-hari tersebut BNI pun dapat bersaing dengan kompetitor, mempersiapkan diri untuk melaju lebih kencang, memimpin persaingan, dan meraih kemenangan," ujar Royke.