Palu (ANTARA) - Gamal Abdul Kahar terbilang cukup sukses menjaga sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tetap sehat dan stabil di tengah pandemi COVID-19 yang membuat berbagai sektor termasuk sektor ekonomi khususnya jasa keuangan.
Kesuksesan tersebut tidak lepas dari strategi yang disusun oleh tangan dingin Gamal dan dieksekusi dengan sangat baik oleh seluruh jajarannya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng.
Gamal dipercaya OJK RI menahkodai OJK Sulteng sejak 8 Desember 2018. Keahlian dan kesuksesan yang ia raih tidak diperoleh dengan mudah, apalagi dengan bersantai ria. Lika-liku, manis pahit dan suka duka kehidupan telah ia lalui hingga menjadi figur yang sangat berpengaruh di OJK sekarang.
Pria kelahiran 58 tahun silam di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengawali karir pada tahun 1981, setelah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sejak saat itu ia hendak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sambil bekerja.
"Karena tidak ingin membebani orang tua. Saat itu apapun saya kerjakan yang penting halal dan menghasilkan uang. Alhamdulillah dari situ saya mampu membiayai diri sendiri hingga tamat pendidikan," katanya kepada ANTARA di Kantor OJK Sulteng di Kota Palu, Jumat.
Sebenarnya ia ingin sekali kuliah di Universitas Hasanudin, namun keinginannya pupus karena kegiatan perkuliahan di sana berlangsung pagi. Sementara ia ingin mengikuti perkuliahan saat sore hari.
"Karena pagi saya bekerja. Akhirnya saya putuskan kuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengambil Jurusan Pembangunan pada Fakultas Ekonomi. Saya kuliah sambil bekerja di sektor keuangan di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulsel yang sekarang disebut Bank Sulselbar," ujarnya.
Sebelum bekerja di sektor perbankan, ia menjajaki berbagai jenis pekerjaan, bahkan pernah bekerja mengemudi kendaraan sebagai sopir "tembak".
Bekerja di sektor jasa keuangan khususnya perbankan memang menjadi impian Gamal kala itu karena ketertarikannya dengan dunia keuangan.
Setelah selesai kuliah di UMI, ia tetap bekerja di BPD (Bank) Sulselbar dan pernah menjabat kepala bagian hubungan masyarakat (humas) di tahun 1985.
Meski sudah bekerja di bank daerah itu, sebenarnya ia bercita-cita ingin bekerja di Bank Indonesia (BI) mengingat BI merupakan bank sentral yang mengatur keuangan seluruh bank di Indonesia.
"Pada tahun 1987 saya mencoba peruntungan dengan mengikuti tes masuk BI. Proses yang dilalui panjang dan lama sampai saya diterima. Saya ditempatkan di Kantor Perwakilan BI Sulsel tahun 1987 sampai 1998 dengan memulai jabatan paling rendah di sana," tuturnya.
Untuk pertama kalinya pada tahun 1998 Gamal meninggalkan Makassar untuk bertugas Kantor Perwakilan BI Kalimantan Barat . Selanjutnya pada 2002 ia dipindahtugaskan di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Saya bertugas di Kaltim mulai 2002 hingga 2007. Kemudian pada Maret 2007 saya pindah bertugas di Kantor Perwakilan BI di Batam. Jadi dari pulau Sulawesi ke Kalimantan kemudian ke Sumatera, saya pernah tempati semua,"katanya.
Gamal kembali bertugas di Kantor Perwakilan BI Sulteng pada 2007 hingga 2012 setelah sebelumnya menjabat di Kantor Perwakilan BI Batam.
Memasuki akhir tahun 2012, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mulai beroperasi yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
"Saat itu OJK membutuhkan tenaga pengawas dan karena saya punya latar belakang profesi sebagai pengawas maka BI menugaskan saya untuk membantu OJK Sulsel," ujarnya.
Beberapa tahun menggeluti dunia pengawasan jasa keuangan di OJK Sulsel, Gamal dipersilahkan untuk kembali bergabung di BI.
Namun ia tetap bertahan di OJK karena minat dan ketertarikannya di dunia pengawasan sektor jasa keuangan.
"Sampai tahun 2017 saya masih di OJK Sulsel. Akhirnya tepat pada 8 Desember 2018 saya dipercayakan memimpin OJK Sulteng. Hanya selang beberapa bulan pascagempa, tsunami dan likuefaksi di Provinsi Sulawesi Tengah," tambahnya.
Pengabdian Gamal dalam mengawasi sektor jasa keuangan akan berakhir pada
Juni 2021. Meskipun tidak akan lama berakhir menjabat, semangatnya terus belajar dan penuh komitmen menjaga sektor jasa keuangan agar tetap sehat dan stabil, serta tidak akan lekang oleh waktu.
Di Sulteng, salah satu keberhasilan yang ia peroleh yakni membuat sektor jasa keuangan tetap stabil dan sehat di tengah pandemi COVID-19. Padahal di tengah pandemi banyak jasa keuangan di sejumlah daerah di Indonesia terkapar .
Hingga masa pengabdiannya berakhir, kata Gamal, akan berupaya melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk meringankan beban usaha mikro kecil dan Mmnengah (UMKM), dan mendorong agar dapat kembali bangkit.