Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amirudin Rauf menyatakan pihak-pihak yang telah dan akan berinvestasi di daerahnya harus memiliki komitmen bersama untuk membangun pemerataan ekonomi.
"Kabupaten Buol membuka kran dan berfokus pada investasi di sektor pertanian pangan, peternakan, perikanan dan kelautan. Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan, sehingga ketimpangan pendapatan dapat dikurangi, karena kami hendak mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada peningkatan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat," kata Amirudin Rauf di Buol, Jumat.
Amirudin menjelaskan karakteristik dan potensi investasi di Kabupaten Buol tidak sama dengan daerah lain di Sulteng seperti di Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Poso.
Menurut di, jika Kabupaten Morowali dan Morowali Utara bergerak pada industri energi sumber daya mineral atau pertambangan, dan Kabupaten Poso dengan investasi Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana, maka Kabupaten Buol justru memilih pengembangan investasi berbasis komintas atau kelompok, bukan berbasis koorporasi.
"Buol berbeda dengan daerah yang berinvestasi pada industri tambang dan PLTA. Kami memilih jalur yang tidak umum dilakukan, yakni industri dan investasi di Buol lebih mengarahkan pada sektor pangan, peternakan, dan budidaya tambak," tutur Bupati.
Menurut dia, jika ukuran penanaman modal mengacu pada investasi korporasi tersebut, maka Buol tidak memilikinya, tetapi jika terkait pembangunan sektor pangan secara umum, Buol telah meletakan pijakan dasarnya sejak beberapa tahun lalu.
"Dengan pengembangan investasi berbasis kelompok masyarakat ini bertujuan mengejar tidak saja pertumbuhan, tetapi juga pemerataan," ujarnya.
Pembangunan industri dan investasi yang tidak berbasis kelompok masyarakat, kata dia, hanya mengejar pertumbuhan semata, tetapi melupakan pemerataan, padahal tujuan industrialisasi itu adalah mendorong pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
"Kabupaten Buol membuka kran dan berfokus pada investasi di sektor pertanian pangan, peternakan, perikanan dan kelautan. Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan, sehingga ketimpangan pendapatan dapat dikurangi, karena kami hendak mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada peningkatan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat," kata Amirudin Rauf di Buol, Jumat.
Amirudin menjelaskan karakteristik dan potensi investasi di Kabupaten Buol tidak sama dengan daerah lain di Sulteng seperti di Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Poso.
Menurut di, jika Kabupaten Morowali dan Morowali Utara bergerak pada industri energi sumber daya mineral atau pertambangan, dan Kabupaten Poso dengan investasi Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana, maka Kabupaten Buol justru memilih pengembangan investasi berbasis komintas atau kelompok, bukan berbasis koorporasi.
"Buol berbeda dengan daerah yang berinvestasi pada industri tambang dan PLTA. Kami memilih jalur yang tidak umum dilakukan, yakni industri dan investasi di Buol lebih mengarahkan pada sektor pangan, peternakan, dan budidaya tambak," tutur Bupati.
Menurut dia, jika ukuran penanaman modal mengacu pada investasi korporasi tersebut, maka Buol tidak memilikinya, tetapi jika terkait pembangunan sektor pangan secara umum, Buol telah meletakan pijakan dasarnya sejak beberapa tahun lalu.
"Dengan pengembangan investasi berbasis kelompok masyarakat ini bertujuan mengejar tidak saja pertumbuhan, tetapi juga pemerataan," ujarnya.
Pembangunan industri dan investasi yang tidak berbasis kelompok masyarakat, kata dia, hanya mengejar pertumbuhan semata, tetapi melupakan pemerataan, padahal tujuan industrialisasi itu adalah mendorong pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.